Jakarta (ANTARA News) - Bakrie Microfinance Indonesia (BMF) mengaku siap membantu pemerintah mencapai target pembangunan milenium (Millennium Development Goals/MDGs) pada 2015 dengan memberi kredit tanpa jaminan untuk memberantas kemiskinan.

CEO BMF Irawan Massie di Jakarta, Kamis, mengatakan, BMF punya visi memberdayakan rakyat pra-sejahtera di Indonesia dengan mengalokasikan dana Bakrie untuk menjalankan program pengentasan kemiskinan berupa peningkatan penghasilan keluarga pra-sejahtera yang berpenghasilan rendah.

"Kegiatan BMF berkaitan dengan peran dan tanggungjawab dalam penyediaan pelayanan publik dengan menciptakan layanan sosial yang bermanfaat untuk mencapai MDGs," ujar dia saat dialog "The Role of microfinances in MDGs".

Ia menambahkan, BMF berkomitmen meraih lima tujuan dari delapan MDGs yang ditetapkan united Nations (PBB). Pertama, memberantas kemiskinan ekstrim dan kelapan hingga setengahnya, kedua, memastikan anak laki-laki dan perempuan dapat menyelesaikan pendidikan dasar.

Ketiga, lanjutnya, memajukan kesetaran gender dan memberdayakan perempuan. Keempat, mengurangi tingkat kematian anak usia 0-5 tahun hingga dua per tiga bagian.

Kelima, menguarangi angka kematian ibu hamil hingga 75 persen dan menyediakan akses kepada kesehatan reproduksi.

Irawan mengatakan, BMF telah memberikan kredit tanpa jaminan kepada 6.000 ibu-ibu dengan nilai Rp1 juta per orang. Debitur diminta mengangsur Rp25 ribu per minggu selama 50 minggu.

"Setiap minggu mereka mengembalikan Rp25 ribu selama 50 minggu, jadi dalam setahun akan kembali Rp1,250 juta. Itu akan sangat ringan dalam angsuran dan nasabah dapat mengembangkan usahanya," kata dia.

Ia menargetkan, pada tahun ini akan mempunyai 200 ribu nasabah, dan berarti diperlukan dana Rp200 miliar. Keluarga Bakrie memberi modal awal sebesar Rp25 miliar untuk BMF, rencananya akan segera ditingkatkan untuk mengejar satu juta nasabah dalam lima tahun ke depan.

"Saat ini sudah ada sekitar empat ribu-enam ribu nasabah, kita kasih Rp1 juta per orang,` kata dia.

Ia menambahkan, BMF fokus kepada kaum perempuan atau ibu-ibu yang menjalani usahanya. Namun tak lepas kemungkinan untuk mengucurkan kepada kaum laki-laki juga.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Karang Taruna Indonesia, Taufan Rotorasiko menambahkan, akan mengerahkan tenaga karang taruna untuk membantu penyaluran kredit tanpa jaminan dari Bakrie Microfinance Indonesia (BMF).

"BMF masih kekurangan SDM untuk memicu kreditnya. Karang Taruna bisa membantu BMF dalam menilai siapa yang pantas untuk dapat kredit ini. Fokusnya lebih ke ibu-ibu. Tapi Laki-laki juga tidak apa-apa selama dia sudah menikah," kata dia.(*)

(T. KR-ZMF/S019)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011