Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Theo L Sambuaga mendesak Pemerintah membebaskan 20 Warga Negara Indonesia yakni awak kapal "Sinar Kudus", yang sudah hampir sebulan disandera perompak Somalia.

"Mereka itu sesama anak bangsa, dan hingga kini nasibnya belum jelas setelah kapal mereka bermuatan barang ekspor RI bernilai triliunan rupiah dibajak kawanan perompak Somalia di Teluk Aden," ujarnya di Jakarta, Sabtu.

Kapal milik PT Samudra Indonesia ini dibajak saat membawa produk tambang Nikel untuk diekspor ke Belanda.

"Artinya mereka membawa misi perdagangan antar bangsa, sehingga ketika ada masalah menimpa mereka, yakni disandera perompak asing, Pemerintah harus berupaya maksimal melakukan pembebasan," katanya menegaskan.

Mantan Ketua Komisi I DPR itu menambahkan, Pemerintah sebaiknya membayat tebusan yang diminta para perompak sebesar 3,5 uta dolar AS, demi keselamatan para awak kapal tersebut.

"Kalau tidak dipenuhi, awak kapal kita akan dibunuh satu per satu. Karenanya, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI harus bertindak cepat membebaskan para awak kapal," tegasnya.

Theo menegaskan, "Yang penting sekarang, selamatkan dulu nyawa 20 warga kita, sebelum mereka meninggal karena sakit atau dibunuh,".

Tentang kemungkinan menggunakan kekuatan militer, dapat dilakukan dengan biaya yang lebih tinggi terlebih jika perompak itu adalah teroris.

Langkah cepat Pemerintah diperlukan untuk menyelamatkan nyawa 20 WNI dan nikel yang akan diekspor senilai Rp1,5 triliun.

"Harta negara, yaitu Nikel yang diangkut kapal `Sinar Kudus` bernilai lebih dari Rp1,5 triliun juga dapat diselamatkan," ungkapnya.

"Pembajak ini adalah perompak yang terkenal ganas dengan motif ekonomi. Jadi Pemerintah dan PT Samudra Indonesia jangan segan-segan mengeluarkan uang untuk menyelamatkan nyawa warga negara kita yang terancam," kata Theo.

Baginya, biarkan otoritas negara di perairan tersebut ataupun otoritas internasional, yang menindak secara hukum para perompak.

"Yang utama bagi kita adalah penyelamatan nyawa warga kita yang disandera saat menjalankan tugas," tegas Theo Sambuaga.(*)

(T.M036/R018)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011