Paris (ANTARA News) - Polisi Prancis menangkap dua orang yang diduga anggota kelompok separatis Basque ETA, Minggu, setelah tembak-menembak di pos pemeriksaan dan operasi tengah malam yang dilakukan ratusan polisi dan helikopter di daerah Creuse, Prancis tengah.

Kedua tersangka itu, yang berada di dalam sebuah mobil, menerobos pos pemeriksaan dan melepaskan tembakan sebelum meninggalkan mobil mereka dan menghilang pada Sabtu larut malam, kata polisi dalam sebuah pernyataan, seperti dilaporkan Reuters.

Ratusan polisi yang dibantu oleh sejumlah helikopter dikerahkan untuk memburu kedua orang itu dan menangkap mereka pada Minggu pagi setelah tembak-menembak, kata pernyataan itu.

Kelompok separatis tersebut dikabarkan telah melemah akibat penangkapan anggota dan penyitaan senjata mereka di Spanyol, Prancis dan Portugal.

Mereka mengumumkan gencatan senjata permanen pada 10 Januari, yang ditolak oleh pemerintah Spanyol sebagai tidak cukup karena tidak disertai dengan perlucutan senjata penuh.

Satu polisi terluka dalam penembakan di pos pemeriksaan itu, namun nyawanya tidak dalam bahaya, kata pernyataan itu.

Kedua orang itu berbicara bahasa Spanyol dan polisi sedang berusaha memastikan apakah mereka anggota ETA, kata seorang juru bicara kepolisian.

Spanyol dan Prancis bekerja erat untuk menumpas ETA, yang bertanggung jawab atas kematian ratusan orang dalam perang gerilya 41 tahun mereka untuk mendirikan negara merdeka Basque di wilayah-wilayah Spanyol utara dan Prancis baratdaya.

ETA, yang beberapa waktu lalu memperingati setengah abad kelahiran mereka, dibentuk pada 31 Juli 1959 oleh sebuah kelompok nasionalis mahasiswa sayap kiri yang menentang kediktatoran sayap kanan Jendral Francisco Franco, yang menindas bahas Basque.

Pasukan keamanan memperkirakan bahwa kelompok separatis itu, yang melemah akibat penangkapan para pemimpin tinggi mereka dan telah lama relatif tidak aktif, berusaha melakukan unjuk kekuatan untuk membuktikan bahwa mereka masih bisa melancarkan serangan terhadap pemerintah Spanyol dan menjaga semangat para pendukungnya.

Meski sebagian besar penduduk Basque tampaknya mendukung kemerdekaan bagi wilayah pegunungan itu, yang sudah memiliki otonomi besar, dukungan bagi kekerasan menurun dalam beberapa tahun terakhir ini.

Serangan fatal yang dituduhkan pada ETA terjadi pada Juni 2009, ketika sebuah bom mobil menewaskan seorang polisi anti-teroris di kota Bilbao, Basque.

ETA dituduh bertanggung jawab atas kematian lebih dari 850 orang dalam operasi kekerasan mereka selama puluhan tahun untuk kemerdekaan Basque.

Para analis mengatakan, ETA kehilangan dukungan bagi perjuangan mereka melalui kekerasan, namun pengumpulan pendapat umum menunjukkan mayoritas penduduk Basque mungkin masih menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari Spanyol.

Pada April 2010, polisi menangkap tersangka komandan utama ETA Jurdan Martitegi, sehingga jumlah komandan mereka yang ditangkap menjadi empat orang dalam waktu kurang dari setahun. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011