Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid, menyatakan partainya sedang menyiapkan nama baru untuk mengikuti Pemilihan Umum 2014.

"Nama partai masih digodok serta diistikhrahi oleh para ulama NU dan 33 dewan syuro pengurus wilayah," kata Yenny Wahid saat penutupan Musyawarah Pimpinan Nasional (Muspimnas) PKB Gus Dur di kantor DPP PKB Gus Dur, Kalibata, Jakarta, Minggu.

Hadir dalam acara itu antara lain Ketua Dewan Syuro KH Ahmad Syahid, Moeslim Abdurrahman, para ulama NU, Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, dan seratusan pengurus DPW PKB Gus Dur dari 33 provinsi.

Yenny mengatakan, jika partainya nanti lolos verifikasi di Kementerian Hukum dan HAM dan Komisi Pemilihan Umum (KPU), ia akan terjun ke pelosok-pelosok daerah untuk memperjuangkan program partai dan amanat perjuangan Gus Dur.

"Saya siap terjun ke kampung-kampung demi kebesaran partai dan Gus Dur," katanya.

Sementara itu M Qodari menyatakan, posisi PKB yang hanya berada di urutan ketujuh dalam perolehan suara Pemilu 2009 setelah Partai Demokrat, Golkar, PDIP, PKS, PAN, dan PPP merupakan "skandal politik" bagi warga NU.

NU sebagai kantong suara terbesar di Indonesia yang mencapai lebih dari 33 persen suara pemilih nasional, ternyata mayoritas warganya tidak memilih PKB sehingga perolehan partai itu di bawah PAN yang memiliki basis dukungan warga Muhammadiyah.

"Padahal, suara Muhammadiyah itu hanya 10 persen. Tidak ada dalam sejarah politik Indonesia, suara partai NU itu di bawah suara Muhammadiyah," kata Qodari.

Oleh karena itu, katanya, jika PKB Gus Dur mampu mengumpulkan kembali suara warga NU yang tercecer selama ini, akan menjadi partai terbesar di Pemilu 2014.

Namun, lanjutnya, itu bukan pekerjaan mudah mengingat semua parpol, baik berbasis massa Islam maupun nasionalis, bergerak untuk merangkul kiai-kiai dan pesantren.

"Selain itu, persyaratan sebagai parpol dan peserta Pemilu 2014 makin berat," katanya. (S024/E005/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011