"Terserah kepada rakyat Libya bila mereka ingin memilih pemimpin secara demokratis."
Moskow (ANTARA News/RIA Novosti-OANA) - Pemimpin Libya, Muammar Gaddafi, telah menerima "peta jalan damai" yang ditawarkan Uni Afrika guna mengakhiri perang sipil di negara Afrika Utara itu namun pemberontak bersikeras menyatakan Gaddafi harus mundur.

Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma, merupakan ketua delegasi para pemimpin Afrika yang bertemu dengan Gaddafi di Tripoli, Senin.

"Utusan dari pemimpin Libya telah menerima jalan damai yang kami ajukan," kata Zuma. "Kita harus memberikan kesempatan untuk gencatan senjata.".

Misi Uni Afrika telah mendesak agar pertempuran segera diakhiri, pemberian izin terhadap bantuan kemanusiaan, serta dialog antarpihak yang bertikai di Libya.

Perwakilan pemberontak Libya yang berada di Inggris, Guma al-Gamaty, mengatakan kepada BBC mereka akan memperhatikan proposal perdamaian yang diajukan Uni Afrika, namun tetap keberatan bila Gaddafi dan anak-anaknya masih berada di pemerintahan.

Komisaris urusan Perdamaian dan Keamanan Uni Afrika, Ramtane Lamamra, mengatakan perihal mundurnya Gaddafi akan dibahas dalam peta jalan damai yang ditawarkan, namun ia tidak memberikan rincian terkait hal tersebut.

"Ada beberapa pembahasan terkait hal itu, namun saya tidak bsia mengatakannya. Hal itu merupakan rahasia," kata Lamamra.

"Terserah kepada rakyat Libya bila mereka ingin memilih pemimpin secara demokratis," katanya.

Para pemberontak Libya sebelumnya mengklaim telah menewaskan tiga orang dan menahan 15 tentara bayaran Aljazair yang disewa Gaddafi di dekat kota Ajdabiya.

Aljazair membantah laporan tentang keterlibatan tentara bayaran mereka di perang sipil Libya itu.

"Aljazair tidak bertanggung jawab terhadap mereka yang pergi ke Libya atas inisiatif sendiri," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Aljazair, seperti dikutip televisi Al Jazeera pada Senin.

Serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menghancurkan 25 unit tank pemerintah pada Minggu, sementara pertempuran sengit berlanjut di Ajdabiya, tempat tentara pemerintah berhasil mendorong mundur para pemberontak.

Ajdabiya adalah kota terakhir sebelum benteng pertahanan utama pemberontak, Benghazi, tempat misi Uni Afrika tiba pada Senin.

Tentara pemerintah juga dilaporkan menjatuhkan dua helikopter pemberontak yang terbang di wilayah larangan terbang yang dimandatkan Perserikatan Bangsa-Bangsa, namun hal tersebut tidak dipastikan kebenarannya.

Para pemberontak Libya telah bertempur dengan tentara Gaddafi sejak pertengahan Februari lalu. Sebuah operasi militer pimpinan NATO bertugas mengawasi wilayah larangan terbang dan melindungi warga sipil di negara yang bergejolak tersebut.
(Uu.KR-PPT/M016)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011