Padang (ANTARA) - Bank Indonesia perwakilan Sumatera Barat memperkirakan ekonomi provinsi itu tumbuh tiga sampai empat persen pada 2021 setelah pada 2020 mengalami minus 1,6 persen akibat dampak pandemi COVID-19.

"Dibanding tahun lalu, saat ini ekonomi Sumbar sudah mulai tumbuh dengan pangsa pertumbuhan ekonomi utama adalah sektor pertanian mencapai 23 persen dan masih terbuka lebar peluang di sektor pariwisata," kata Kepala BI perwakilan Sumbar Wahyu Purnama di Padang, Senin.

Menurut dia sektor pariwisata memiliki banyak efek ganda terhadap pertanian, perdagangan, transportasi hingga akomodasi.

"Sehingga jika Sumbar bisa mengoptimalkan sektor ini maka akan bisa kembali mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas lima persen," ujarnya.

Ia mengemukakan Sumbar bukan provinsi industri dan pada sektor ini justru terjadi deindustrialisasi dan sektor yang meningkat adalah perdagangan, transportasi dan jasa.

Oleh sebab itu salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kedatangan orang ke Sumbar, ujarnya

Baca juga: BI : Adaptasi kebiasaan baru bantu pulihkan ekonomi Sumbar


Wahyu menyebutkan saat ini kunjungan wisatawan nusantara yang paling banyak ke Sumbar berasal dari Riau mencapai 40 persen dan setelah itu dari Jambi.

"Wisatawan dari provinsi tetangga tersebut yang menjadi pasar membeli produk yang dijual UKM hingga menginap di hotel," ujarnya.

Ia menyampaikan ke depan Pemprov Sumbar perlu lebih memprioritaskan pengembangan sektor pariwisata karena UMKM, hotel, restoran akan hidup.

BI berencana pada 9 Desember 2021 bersama Pemprov Sumbar akan meluncurkan pengembangan pariwisata dan jika berkenan akan diluncurkan juga tahun kunjungan wisata Sumbar.

"Jika kita fokus dan pandemi berakhir maka ekonomi Sumbar akan tumbuh di atas lima persen pada 2022," katanya

Sebelumnya Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat ekonomi provinsi itu mengalami kontraksi cukup dalam dan hanya tumbuh minus 1,60 persen pada 2020 sebagai dampak dari pandemi COVID-19.


Baca juga: BI perkirakan ekonomi Sumbar hanya tumbuh dua persen tahun ini


Pada 2019 ekonomi Sumbar mampu tumbuh 5,01 persen dan di 2020 anjlok yang merupakan angka terendah selama 10 sampai 20 tahun terakhir.

Kontraksi paling dalam terjadi pada triwulan II 2020 yang mencapai minus 4,92 persen dan sedikit naik pada triwulan III menjadi minus 2,91 persen.

Pada triwulan II 2020 pembatasan sosial berskala besar mulai diberlakukan sehingga proses pembelajaran mulai dilakukan secara daring, beragam pertemuan dibatalkan hingga pabrik dan usaha tutup.

Kemudian saat PSBB mulai dilonggarkan pertumbuhan ekonomi mulai sedikit bergerak naik didorong sejumlah kebijakan.

Berdasarkan lapangan usaha yang tumbuh paling tinggi adalah sektor akomodasi dan makan minum dengan angka 9,89 persen pada triwulan IV 2020.


Baca juga: BI : Sumbar punya modal kuat kembangkan pariwisata

Baca juga: BI Sumbar berikan enam rekomendasi pemulihan ekonomi Sumbar

 

Pewarta: Ikhwan Wahyudi
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021