Islamabad (ANTARA News) - Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani hari Senin mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak di Pakistan dan mengatakan, Washington seharusnya membagi informasi intelijen agar Islamabad bisa mengambil tindakan sendiri untuk memerangi teror.

Dalam pernyataan di majelis rendah parlemen Pakistan, Dewan Nasional, setelah bertemu dengan Ketua DPR AS John Boehner di Islamabad, Gilani mengatakan, "Saya mengatakan kepadanya bahwa anda harus menghormati upaya-upaya politik dan militer kami jika anda ingin berhasil" dalam perang melawan teror.

Boehner, yang memimpin delegasi enam anggota Kongres dalam kunjungan dua hari, juga bertemu dengan pemimpin militer Pakistan Jendral Ashfaq Kayani dan Duta Besar AS Cameron Munter.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa AS harus mengalihkan teknologi pesawat tak berawak ke Pakistan jika mereka sungguh-sungguh ingin memerangi militan," katanya, dalam pernyataan yang disiarkan televisi kepada parlemen, tanpa penjelasan lebih lanjut.

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantor perdana menteri kemudian mengutip Gilani mengatakan, AS harus menghentikan serangan pesawat tak berawak dan membagi informasi intelijen terpercaya untuk memungkinkan Pakistan mengambil tindakan sendiri terhadap teroris.

Serangan-serangan pesawat tak berawak telah mengobarkan sentimen anti-AS, yang tinggi setelah kecaman Gedung Putih belum lama ini terhadap upaya Pakistan dalam mengalahkan Taliban di kawasan suku di perbatasan dengan Afghanistan.

AS pada 2010 menggandakan serangan rudal di kawasan suku Pakistan, dan lebih dari 670 orang tewas dalam sekitar 100 serangan sepanjang tahun itu. Pada 2009, 45 serangan semacam itu menewaskan 420 orang, menurut hitungan AFP.

Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al-Qaeda di kawasan suku baratlaut, dimana militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.

AS menyebut kawasan suku Pakistan sebagai markas global Al-Qaeda dan salah satu tempat paling berbahaya di Bumi.

Pejabat-pejabat AS mengatakan, pesawat tak berawak merupakan senjata sangat efektif untuk menyerang kelompok militan. Namun, korban sipil yang berjatuhan dalam serangan-serangan itu telah membuat marah penduduk Pakistan.

Pakistan mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah baratlaut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.

Kawasan suku Pakistan, terutama Bajaur, dilanda kekerasan sejak ratusan Taliban dan gerilyawan Al-Qaeda melarikan diri ke wilayah itu setelah invasi pimpinan AS pada akhir 2001 menggulingkan pemerintah Taliban di Afghanistan.

Pasukan Pakistan meluncurkan ofensif udara dan darat ke kawasan suku Waziristan Selatan pada 17 Oktober 2009, dengan mengerahkan 30.000 prajurit yang dibantu jet tempur dan helikopter meriam.

Meski terjadi perlawanan di Waziristan Selatan, banyak pejabat dan analis yakin bahwa sebagian besar gerilyawan Taliban telah melarikan diri ke daerah-daerah berdekatan Orakzai dan Waziristan Utara.

Waziristan Utara adalah benteng Taliban, militan yang terkait dengan Al-Qaeda dan jaringan Haqqani, yang terkenal karena menyerang pasukan Amerika dan NATO di Afghanistan, dan AS menjadikan daerah itu sebagai sasaran serangan rudal pesawat tak berawak.

Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011