Miranshah, Pakistan (ANTARA News) - Serangan-serangan pesawat tak berawak Amerika Serikat yang ditujukan kepada Taliban di Pakistan timur laut menewaskan 23 orang termasuk tiga penduduk sipil pada Jumat, kata para pejabat, setelah 16 petugas keamanan tewas dalam serangan gerilyawan.

Itu adalah serangan rudal pertama yang menghantam wilayah suku Waziristan Utara sejak kehebohan diplomatik meletus antara Pakistan dan Amerika Serikat karena serangan pesawat tak berawak AS pada 17 Maret, yang menewaskan 39 orang, termasuk warga sipil.

Pesawat tanpa pilot yang ditargetkan kepada dua kompleks di Spinwam, 40 kilometer (25 mil) di timur laut Miranshah, kota utama di Waziristan Utara.

"Pesawat-pesawat itu melancarkan dua serangan berturut-turut. Dalam serangan pertama mereka menembakkan dua rudal dan dalam serangan kedua mereka melepas tiga rudal lagi," kata seorang pejabat militer di daerah tersebut.

Para perwira militer di Peshawar mengatakan angka kematian meningkat 20-23, termasuk dua perempuan dan satu anak laki-laki di antara orang yang tewas, meskipun itu tidak bisa diverifikasi secara independen.

Pejabat lain mengatakan korban tewas lain adalah pemberontak, tetapi tidak ada laporan korban dari setiap target yang bernilai tinggi dan kebangsaan mereka juga tidak diketahui.

"Rudal-rudal itu menghantam sebuah rumah dan satu wisma tamu di kota terdekat Khel Hasan di daerah Spinwam," kata pejabat lain.

Dia menambahkan bahwa kedua bangunan milik anggota suku pendukung pemimpin lokal Taliban Gul Bahadur.

Para pejabat keamanan lokal dan pemerintahan di Miranshah memberikan jumlah korban yang lebih tinggi yakni 25 orang, termasuk tiga wanita dan empat anak-anak yang tidak berdosa.

Sebagian besar serangan udara telah diarahkan di Waziristan Utara, yang dikenal sebagai benteng pertahanan Taliban Afghanistan dan Al-Qaeda di Pakistan, di mana Amerika Serikat menginginkan militer Pakistan melancarkan serangan darat sesegera mungkin.

Pakistan mengatakan, pasukannya terlalu berlebihan untuk melakukan serangan seperti itu.

Di ujung utara kawasan bermasalah yang berbatasan dengan Afghanistan yang dilanda perang itu, 16 pejabat keamanan tewas pada Kamis dalam serangan Taliban terhadap sebuah pos pemeriksaan yang didirikan di perbatasan, menurut seorang pejabat militer.

Dia mengatakan, 200 gerilyawan bersenjata mengepung pos di daerah Kharkai, Lower Dir, sebuah kabupaten yang berbatasan dengan provinsi timur Afghanistan, Nuristan.

Penyergapan pertama kali melihat 14 personel keamanan tewas, katanya, dan kemudian dua tewas dalam serangan selanjutnya terhadap pasukan yang dikirim untuk memperkuat posisi.

Dalam serangan pertama, "14 orang tewas termasuk sembilan tentara anggota Korps Perbatasan dan lima perwira polisi," kata pejabat itu.

Dia menambahkan bahwa lima atau enam petugas lainnya luka-luka.

Kekerasan itu terjadi saat AS dan pejabat Pakistan bertikai atas upaya kontraterorisme mereka di perbatasan dan kampanye rudal AS yang sangat tidak populer.

Serangan mengobarkan perasaan anti-AS, yang sudah meningkat setelah pembunuhan dua orang Pakistan Januari di satu jalan sibuk di Lahore oleh seorang petugas kedutaan AS, yang kemudian dijelaskan sebagai orang yang bekerja untuk CIA.

Pemain kriket Imran Khan yang kini menjadi politisi telah mengumumkan bahwa ia akan mengadakan aksi protes massa di kota Peshawar pada Ahad untuk menentang penggunaan pesawat tanpa awak itu.

Pada bulan lalu, serangan pesawat tak berawak AS tersebut telah menyebabkan para pemimpin sipil dan militer Pakistan secara terbuka memprotes atas jatuhnya korban sipil, meskipun operasi pesawat mata-mata itu diyakini beroperasi dengan persetujuan diam-diam dengan pemerintah.

Serangan rudal telah meningkat dua kali lipat dari tahun lalu, dengan lebih dari 100 serangan pesawat tak berawak membunuh

lebih dari 670 orang pada 2010, dibandingkan dengan 45 serangan yang menewaskan 420 orang pada tahun 2009, menurut hitungan AFP.

Pesawat-pesawat Amerika itu melanjutkan serangan di Pakistan pada 13 April untuk pertama kalinya hampir sebulan, menargetkan pada para pejuang dari jaringan Haqqani yang punya kaitan dengan Al Qaida di Waziristan Selatan, dekat perbatasan Afghanistan.

Seorang pejabat AS mengatakan Jumat, bahwa Gedung Putih kini sedang mempertimbangkan memberikan pesawat tak berawak kepada Pakistan untuk pengawasan udara, meskipun terjadi ketegangan antara kedua negara atas langkah-langkah dalam memerangi kegiatan teroris.

Rencana yang sedang dipelajari itu akan memberikan beberapa lusin peswat Raven kecil yang dilengkapi dengan kamera, tetapi tanpa kemampuan melakukan penembakan rudal, tidak seperti pesawat Predator atau Reaper yang digunakan oleh pasukan AS.

Rencana untuk memberikan pesawat tak berawak itu kini "sedang dipertimbangkan," kata pejabat yang minta namanya tak disebutkan itu kepada AFP. (AK/C003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011