Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan melelang pembelian kembali obligasi negara yang seharusnya jatuh tempo 2011 hingga 2014 pada 4 Mei 2011 dengan cara penukaran.

Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan, Rahmat Waluyanto dalam keterangannya di Jakarta, Selasa menyebutkan, obligasi penukar dimaksud adalah seri FR0056 yang jatuh tempo 15 September 2026.

Tingkat kupon obligasi penukar itu sebesar 8,375 persen, harga penawaran sebesar 101,10 persen, bunga berjalan per unit obligasi negara saat setelmen 9 Mei 2011 adalah Rp12.517.

Pada prinsipnya, semua pemegang seri-seri SUN yang ditawarkan untuk ditukarkan dapat ikut serta dalam lelang tersebut, namun dalam pelaksanaannya harus dilakukan melalui dealer utama yang telah ditunjuk oleh pemerintah.

Saat ini telah terdaftar 18 dealer utama, yang terdiri atas 14 bank dan empat perusahaan sekuritas.

Peserta Lelang tersebut adalah Citibank NA, Deutsche Bank, HSBC, Bank BCA, Bank Danamon Indonesia, Bank BII, Bank CIMB Niaga, Bank Mandiri, Bank BNI, Bank Panin, Bank BRI, Bank Permata, Standard Chartered Bank, JP Morgan Chase Bank NA, Bahana Securities, Danareksa Sekuritas, Mandiri Sekuritas, Trimegah Securities.

Volume penawaran minimum adalah satu miliar rupiah atau seribu unit, dengan kelipatan satu miliar rupiah atau seribu unit.

Terdapat 22 seri obligasi negara yang dapat ditawarkan untuk ditukar antara lain seri VR0017 yang jatuh tempo 25 Juni 2011, FR0016 yang jatuh tempo 15 Agustus 2011, ORI007 yang jatuh tempo 15 Agustus 2013, FR0051 yang jatuh tempo 15 Mei 2014, FR0026 yang jatuh tempo 15 Oktober 2014, dan VR0019 yang jatuh tempo 25 Desember 2014.

Pengumuman hasil pelaksanaan lelang akan disampaikan oleh Pemerintah pada tanggal 4 Mei 2011.

Setelmen akan dilaksanakan melalui sistem Bank Indonesia-Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS) pada tanggal 9 Mei 2011 dan hanya dilakukan dengan Peserta Lelang.

Setelmen dilakukan dengan mentransfer source bond ke Pemerintah dan menerima obligsi penukar dari Pemerintah, serta menyelesaikan selisih tunai (apabila ada).(*)
(T.A039/A035)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011