Jakarta (ANTARA News) - Anggota Komisi VI DPR RI dari Partai Demokrat Ida Ria mengatakan, pengusaha lokal tak boleh patah semangat dengan adanya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China(ACFTA).

"Pengusaha Indonesia tidak boleh frustrasi atau tidak boleh patah bersemangat menghadapi perdagangan bebas itu," kata Ria di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu.

Ia mengakui, perjanjian tersebut merupakan persoalan serius dan krusial bagi bangsa Indonesia, khususnya bagi pelaku pengusaha kecil dan menengah.

Ditambahkan, produk dalam negeri sulit bersaing dengan produk impor China sepanjang kendala yang ada masih belum teratasi.

"Pelaku usaha dalam negeri masih menghadapi kekurangan modal kerja. Penguatan modal atau tingkat suku bunga yang tinggi masih momok bagi pengusaha-pengusaha kita, demikian juga masalah infrastruktur dan pasokan energi, merupakan kendala yang kita hadapi dalam rangka ACFTA," kata Ida Ria.

Membanjirnya berbagai jenis produk impor China memang membuat pengusaha Indonesia mulai resah. Namun, Ida Ria mengingatkan, hal tersebut merupakan konsekwensi dari penerapan perjanjian perdagangan bebas.

"Pemerintah Indonesia sudah membuat terobosan mengatasi perdagangan bebas, terutama serbuan produk impor China," ujarnya.

Ida Ria menambahkan, pemerintah pasti mengedepankan dan melindungi industri kecil menengah.

Sama seperti produk-produk China yang bebas masuk ke pasar Indonesia karena didukung oleh pemerintahnya, Indonesia juga akan melakukan hal yang sama, yaitu mendukung produk dalam negeri bersaing di pasar internasional.

"Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian sudah melakukan langkah-langkah strategis guna mendukung penguatan industri dalam negeri," kata Ida.

Kementerian Perdagangan misalnya aktif memasarkan produk pengusaha kecil dan menengah ke pasar luar negeri. Kementerian Perindustrian juga ikut serta membuat pelatihan-pelatihan, agar produk kita bisa bersaing lebih kompetitif.

Anggota DPR dari Dapil Jawa Timur IX ini menyatakan, DPR terus mendorong pemerintah supaya membuat regulasi dan regulasi itu tidak tumpang tindih guna menyokong produk  dalam negeri mampu bersaing dengan produk impor.

"Sesungguhnya, produk dalam negeri masih lebih kompetitif, tetapi satu hal yang penting ,  produk impor yang membanjiri pasar domestik ini  harus lebih selektif lagi,” kata Ida Ria.

Hingga saat ini tambah dia, neraca perdagangan kita dengan China belum mengkhawatirkan, bahkan kita masih lebih bagus. Masih banyak produk kita menjadi unggulan di pasar China seperti minyak kelapa sawit/crude palm oil.(*)
(Zul/R009)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011