Jakarta (ANTARA News) - Rakyat Indonesia boleh gembira menyambut Konferensi  Tingkat Tinggi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (KTT ASEAN) ke 18 di  Jakarta, Kamis.

Sayang, kegembiraan itu agak terusik oleh gangguan kecil karena sejumlah peserta, termasuk para diplomat harus menyelami dulu pengalaman yang oleh sebagian besar dari mereka disebut tidak menyenangkan.

Beberapa diplomat senior dari Uni Eropa misalnya berdiri bergerombol dengan memasang tampang kebingungan di depan pintu masuk utama Assembly Hall, Jakarta  Convention Center sejak pukul 8.00 pagi.

Beberapa berlari kecil ke luar masuk gedung yang terletak di daerah Senayan, Jakarta Selatan itu.

"Beberapa staf kami belum menerima tanda pengenal," kata Jan Willem Blankert, seorang diplomat senior Uni Eropa kepada Antara News.

Ia bercerita, panitia tak memberikan mereka tanda pengenal karena mesin pencetak tanda pengenal tiba-tiba rusak. Akibatnya dia dan kawan-kawannya harus kembali mencari nama-nama mereka di antara ratusan daftar nama peserta KTT agar diperbolehkan masuk.

"Ini menyebalkan," sambung seorang diplomat yang enggan menyebutkan namanya.

Mereka mengaku kesal karena merasa sudah menyelesaikan pendaftaran jauh-jauh hari sebelum KTT dimulai.

"Saya sudah mendaftar secara online, menelpon, dan bahkan datang sendiri ke sini Selasa kemarin, tetapi mereka masih tidak membolehkan saya masuk," ketus seorang  diplomat senior Belgia.  Ia lalu memutuskan pulang.

Panitia yang dimintai konfirmasi mengenai gangguan itu mengaku tidak tahu menahu kerusakan pada mesin pencetak tanda pengenal itu.

"Coba tanya ke orang kementrian komunikasi dan informasi deh," kata seorang anggota panitia lainnya. (*)

(Ber)

Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011