Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) mendukung upaya peningkatan kapasitas perempuan dalam bidang sains, teknologi, dan rekayasa agar para perempuan bisa lebih banyak berperan dalam dunia kerja pada era otomatisasi. 

"Efek otomatisasi pada pekerjaan dan kesejahteraan perempuan dapat bervariasi, tergantung pada kemampuan mereka untuk beradaptasi. Jika perempuan dapat beradaptasi dan bertahan di era disrupsi ini, mereka bisa menjadi lebih produktif dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang lebih baik," kata Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga.

"Jika tidak, mereka mungkin mendapat gaji yang rentangnya jauh lebih kecil atau tertinggal ketika progress (kemajuan) menuju kesetaraan gender di lingkup pekerjaan menurun," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia mengemukakan bahwa perempuan membutuhkan pendidikan dan keterampilan tinggi serta penguasaan teknologi untuk beradaptasi dengan dunia kerja pada era otomatisasi.

Sementara itu, Deputi Bidang Kesetaraan Gender KPPPA Lenny N Rosalin mengatakan bahwa kerentanan perempuan meningkat seiring dengan datangnya masa otomatisasi.

Menurut dia, peningkatan kerentanan perempuan antara lain terjadi karena proporsi perempuan dalam angkatan kerja serta partisipasi perempuan dalam bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika masih lebih rendah ketimbang pada lelaki.

Menurut data pemerintah, partisipasi perempuan dalam angkatan kerja saat ini sekitar 53,13 persen, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tingkat partisipasi laki-laki yang sampai 82,41 persen.

Selain itu, persentase perempuan lulusan pendidikan di bidang sains, teknologi, rekayasa, dan matematika baru sekitar 37 persen, jauh lebih rendah ketimbang persentase laki-laki lulusan pendidikan sains, teknologi, rekayasa, dan matematika yang sekitar 63 persen.

Perempuan yang menggunakan internet tercatat 46,87 persen, lebih rendah dibandingkan persentase laki-laki pengguna internet yang sebanyak 53,13 persen.

"Data ini mendorong kita untuk bertindak afirmatif untuk mengangkat perempuan dan membuat mereka siap menghadapi pekerjaan yang sangat kompetitif di era otomatisasi," kata Lenny.

KPPPA telah melakukan penataan kebijakan serta menjalankan serangkaian program untuk mendukung peningkatan daya saing perempuan, termasuk di antaranya daya saing dalam bidang sains, teknologi, dan rekayasa.

Baca juga:
KPPPA prioritaskan program pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan
Menteri PPPA: Perempuan berperan penting dalam menumbuhkan budaya antikorupsi

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021