Jadi kita membuat UMKM memiliki mimpi besar, dengan demikian bukan sekedar pembinaan namun kita ajak mereka untuk bisa naik kelas, bahkan mandiri, dan mereka bisa memberikan efek berganda atau multiplier effect serta menggandeng UMKM-UMKM lainnya kar
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) mengungkapkan pentingnya peningkatan kapasitas agar UMKM, khususnya UMKM pangan dan kuliner, bisa menjadi bagian dari rantai pasok.

Sekretaris Pengurus YDBA Ida Sigalingging mengatakan bahwa ketika bicara mengenai pembinaan UMKM bahwa ada empat hal yang pihaknya lakukan yakni pelatihan, pendampingan, pemasaran dan pembiayaan.

"Ketika kita melakukan pendampingan ataupun juga pelatihan terkait pembinaan UMKM, satu hal yang paling penting bagi kami adalah bagaimana mereka bisa naik kelas serta mandiri. Ketika UMKM naik kelas, apa yang harus dikembangkan tentunya adalah kapasitas mereka di mana kapasitasnya harus lebih," kata Ida dalam acara Jelajah Virtual UMKM Peternakan dan Kuliner di Jakarta, Jumat.

Peningkatan kapasitas UMKM bisa terjadi dengan memulai pembinaan UMKM dari aspek QCD (Quality, Cost, Delivery), supaya mereka bisa diterima oleh industri.

"Jadi kita selalu melihat bahwa UMKM ini bukan hanya sekedar dilatih dan didampingi, tapi kita juga harus melihat bagaimana mengindustrikan UMKM-UMKM tersebut sehingga bisa masuk ke dalam rantai pasok, seperti UMKM jahe dengan PT Bintang Toedjoe atau PT Pamapersada Nusantara (PAMA) dengan UMKM oleh-oleh," kata Ida.

Selain itu untuk bisa naik kelas maka UMKM membutuhkan pasar yang menyerap produk-produk mereka, pasar ini bisa YDBA hubungkan dengan rantai pasok (value chain) atau dengan offtaker-offtaker.

"Agar UMKM bisa mandiri maka mereka harus meningkatkan kapasitas. Itu yang kita ajarkan. Setelah UMKM-UMKM mempelajari QCD, mereka juga mempelajari operations excellence sehingga ketika offtaker melihat UMKM tersebut maka akhirnya UMKM bisa berkembang," ujar Sekretaris Pengurus YDBA tersebut.

YDBA selalu membantu dan memfasilitasi UMKM-UMKM terkait offtaker dan kebetulan untuk di wilayah Kalimantan sendiri YDBA bekerjasama dengan PAMA, di mana PAMA sendiri telah menyiapkan pusat oleh-oleh dari UMKM di bandara, selain mereka sendiri membuat pusat oleh-oleh di daerah masing-masing.

"Jadi kita membuat UMKM memiliki mimpi besar, dengan demikian bukan sekedar pembinaan namun kita ajak mereka untuk bisa naik kelas, bahkan mandiri, dan mereka bisa memberikan efek berganda atau multiplier effect serta menggandeng UMKM-UMKM lainnya karena kapasitas besar yang mereka miliki," ujar Ida.

Salah satu bentuk kolaborasi terkait rantai pasok, kata Ida, bagaimana dari UMKM pertanian memasok pupuk untuk UMKM peternakan. Kemudian di sisi hilir seperti UMKM Kuliner PawonQu yang bisa membuat sambal kelinci mendapatkan pasokan daging dari UMKM peternakan.

Baca juga: Dukung UMKM Pertanian, YDBA Astra luncurkan LPB di Manggarai Barat NTT
Baca juga: Kemenperin apresiasi program "ayah angkat" IKM otomotif oleh YDBA
Baca juga: Dukung ketahanan pangan, YDBA ajak milenial masuk sektor pertanian

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021