Palu (ANTARA News) - Sebanyak lima unit mobil polisi dan satu mobil lainnya dirusak massa saat terjadi bentrok antar warga di perbatasan Kota Palu dan Donggala di wilayah pantai barat, Sulawesi Tengah, Senin dini hari.

Keenam mobil tersebut masing-masing tiga unit truk yang mengangkut pasukan, satu mobil patroli, satu unit kendaraan operasional dan satu unit kendaraan pribadi milik anggota polisi.

Umumnya kendaraan tersebut mengalami kerusakan pada bagian kaca depan dan samping akibat lemparan batu. Satu unit mobil patroli nyaris dibakar massa.

"Tadi mobil patroli ini hampir dibakar, tapi kami masih melarang," kata seorang warga.

Mobil tersebut menjadi sasaran amuk massa dari wilayah Pantoloan, Baiya, dan Kayumalue saat mereka dipaksa mundur oleh petugas dari gabungan Polda Sulteng, Polres Palu dan Polres Donggala.

Warga dari wilayah ini marah karena beberapa diantara mereka mengalami luka tembak.

Petugas polisi dipimpin Kapolres Palu, AKBP Deden Garnada beberapa kali mengeluarkan tembakan peringatan, namun warga enggan mundur bahkan emosi mereka makin memuncak setelah melihat rekan-rekan mereka mengalami luka pukul dan tembak.

Meski polisi sudah berteriak dengan memberikan peringatan melalui pengeras suara agar warga tidak emosi, namun peringatan tersebut tidak diindahkan.

Polisi dan warga dari Pantoloan pun akhirnya berhadap-hadapan. Aksi saling dorong dan lempar batu pun tak terhindarkan. Satu anggota polisi terluka.

Aksi saling dorong ini terjadi dijembatan Pantoloan yang menghubungkan Pantoloan dan Desa Wani.

Menurut keterangan warga, bentrokan antar warga sudah terjadi sejak Minggu malam sekitar pukul 23.00 WITA. Massa kemudian dibuarkan secara paksa Senin sekitar pukul 02.00 WITA. Korban terluka dilarikan ke puskesmas terdekat.

Hingga kini sumber bentrokan belum diketahui pasti, namun beberapa sumber menyebutkan berawal dari pesat ulang tahun di Desa Wani Sabtu malam. Entah bagaimana, kemudian melebar menjadi bentrokan massa yang melibatkan antar kampung. (A055/M019/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011