Yogyakarta (ANTARA News) - Bandara Adisutjipto Yogyakarta tidak memungkinkan lagi untuk dikembangkan, sehingga diperlukan kajian mengenai bandara baru, kata Direktur Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Bambang Cahyono.

"Dengan adanya peningkatan jumlah penumpang Bandara Adisutjipto yang mencapai 3,3 juta orang pada 2010 perlu adanya kajian bandara baru di wilayah tersebut," katanya di Yogyakarta, Rabu, pada penandatanganan kerja sama Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dengan PT Angkasa Pura I (Persero).

Selain itu, katanya, bandara baru itu bisa menjadi sarana alih moda transportasi baru dalam mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang.

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X juga menilai Bandara Adisutjipto sudah sangat padat dan dalam jangka waktu lima tahun ke depan diperkirakan tidak mampu lagi menampung kapasitas penumpang.

Menurut dia, bandara adalah pintu gerbang masuknya perdagangan dan pariwisata untuk memacu investasi yang memiliki efek domino dalam mendorong pertumbuhan ekonomi regional.

Dengan kondisi Bandara Adisutjipto saat ini akan berdampak negatif terhadap persaingan dan pertumbuhan ekonomi regional.

"Peran strategis bandara akan benar-benar menjadi gerbang ekonomi regional untuk membawa dunia ke Yogyakarta dan Yogyakarta ke dunia," katanya.

Direktur Angkasa Pura I Tomi Sutomo mengatakan, dari 13 bandara yang dikelola Angkasa Pura I, tingkat pertumbuhannya mencapai 12 persen di Asia Pasifik.

Menurut dia, angka itu cukup tinggi di tataran dunia termasuk wilayah Yogyakarta yang dalam lima tahun memiliki peningkatan 9,7 persen melebihi pertumbuhan ekonomi.

"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah mencanangkan rencana induk pertumbuhan ekonomi di mana Yogyakarta termasuk dalam episentrum pertumbuhan ekonomi dari segi konektivitas melalui perhubungan dan transportasi," katanya.

Naskah kesepahaman antara Pemprov DIY dan Angkasa Pura I mengenai kerja sama penyusunan kajian perencanaan pengembangan bandara baru di wilayah DIY itu ditandatangani Sultan dan Tomi.(*)B015*H010/H008

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011