Jakarta (ANTARA) - Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR IPT) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menargetkan puluhan purwarupa mulai dari alat kesehatan (alkes), deteksi kesehatan hingga kendaraan listrik berbasis baterai berlisensi Indonesia pada periode 2022-2024.

"Untuk tahun 2022 Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik mengelola anggaran sebesar Rp32 miliar untuk empat rumah program yaitu alat dan deteksi kesehatan, teknologi tepat guna, kendaraan listrik, dan material maju," kata Pelaksana tugas Kepala OR IPT BRIN Agus Haryono dalam Seminar Virtual (Webinar) Riset BRIN berseri di Jakarta, Senin.

Agus menuturkan anggaran riset untuk rumah program alat dan deteksi kesehatan sebesar Rp5 miliar dengan target utama 10 purwarupa, dan rumah program teknologi kendaraan listrik berbasis baterai berlisensi Indonesia mendapat pagu anggaran sebesar Rp19 miliar dengan target utama 10 purwarupa.

Kemudian, rumah program teknologi tepat guna dengan anggaran Rp4 miliar dan target utama 30 purwarupa, dan rumah program material maju dengan anggaran Rp4 miliar dan target utama 20 purwarupa.

Baca juga: BRIN: Kerusakan lahan seluas 2.417,2 hektar akibat bencana Semeru

Baca juga: Peneliti BRIN: Tingkatkan capaian vaksinasi COVID-19 dosis lengkap


Agus menuturkan rumah program kendaraan listrik berbasis baterai berlisensi Indonesia bertujuan untuk menciptakan bus listrik dengan ukuran kendaraan sedang.

Saat ini OR IPT berfokus pada kendaraan listrik otonom dan pengembangan baterai untuk kendaraan listrik yang berlisensi Indonesia.

Ia berharap semua pihak termasuk periset di BRIN dan di seluruh Indonesia berpartisipasi untuk menciptakan kendaraan listrik berbasis baterai berlisensi Indonesia dan berkontribusi di tiga rumah program lain.

"Kita bersama-sama tidak hanya periset dari BRIN tapi periset dari seluruh Indonesia yang bergerak di teknologi kendaraan listrik diharapkan untuk ikut berpartisipasi bersama-sama menyongsong net zero emission (emisi nol bersih) di tahun 2060 seperti arahan dari Presiden Joko Widodo," tuturnya.

Demikian juga untuk rumah program teknologi tepat guna yang diharapkan tidak hanya fokus untuk sektor pertanian dan pangan tapi juga untuk berbagai sektor yang membutuhkan teknologi tepat guna seperti sektor energi dan mineral dan sektor transportasi.

Agus juga berharap para peneliti Indonesia banyak menghasilkan kekayaan intelektual terkait pemanfaatan sumber daya alam yang ada di Indonesia berbasis teknologi lokal.

Ia mengatakan bahan alam di Indonesia yang melimpah perlu mendapat sentuhan teknologi dan inovasi untuk meningkatkan nilai tambah yang tinggi sehingga berdampak bagi kemajuan dan kesejahteraan bangsa Indonesia.

Agus juga mendorong para periset untuk berkreasi dan berkarya lebih lagi dalam menghasilkan produk alat dan deteksi kesehatan terutama untuk penanganan kesehatan di masa pandemi COVID-19.

Selain itu, diharapkan agar alat-alat kesehatan yang selama ini digunakan oleh fasilitas layanan kesehatan di Tanah Air dapat diganti dengan produk-produk buatan anak bangsa dan produksi dalam negeri.*

Baca juga: BRIN sebut generasi muda sebagai tonggak pembangunan bangsa

Baca juga: Dosen di Institut Teknologi Bandung raih BRIN Young Scientist Award

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021