Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Jumeri mengemukakan vaksinasi COVID-19 mendorong terjadinya optimalisasi Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.

"Vaksinasi menjadi modal besar untuk mempercepat pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19, " ujar Jumeri dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan vaksinasi menjadi modal besar untuk mempercepat pemulihan pembelajaran di masa pandemi COVID-19.

Baca juga: Ini kriteria anak dapat dilayani vaksinasi COVID-19 di Jakarta

Baca juga: Kemenkes: Vaksinasi anak untuk lindungi dari sakit berat dan kematian


Menurut Jumeri, pandemi COVID-19 menyebabkan anak-anak Indonesia sudah terkunci selama hampir dua tahun dan terpaksa harus melaksanakan pembelajaran jarak jauh dari rumah.

Akibatnya, banyak terjadi penurunan capaian hasil belajar pada anak-anak. Oleh karena itu, pemerintah ingin agar segera terjadi pemulihan pembelajaran dengan dilaksanakannya pembelajaran tatap muka secara langsung.

Ia mengatakan vaksinasi memang tidak menjadi syarat untuk penyelenggaraan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas, tetapi vaksinasi mendukung keamanan dan keselamatan anak-anak agar bisa melaksanakan pembelajaran dengan baik secara langsung di sekolah.

"Walaupun bukan menjadi syarat pembelajaran untuk pembelajaran tatap muka terbatas, vaksinasi ini adalah modal besar kita untuk menjaga keamanan dan keselamatan anak-anak dalam mengikuti pembelajaran tatap muka tersebut. Jadi, ini mohon menjadikan pemahaman kita bersama serta mohon dukungan kepada semua pihak agar proses vaksinasi ini berjalan dengan baik,” terang Jumeri.

Jumeri mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada Kementerian Kesehatan, yang telah mendukung dan mengawal pelaksanaan vaksinasi COVID-19 untuk siswa usia 6 sampai 11 tahun.

Ia menuturkan usia 6 sampai 11 tahun merupakan usia anak jenjang sekolah dasar (SD), dimana jumlah peserta didik SD di seluruh Indonesia mencapai lebih dari 25 juta anak.

Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih berharap dengan diberikannya vaksinasi kepada anak usia 6 tahun hingga 11 tahun, bisa mengurangi kekhawatiran orang tua terhadap kesehatan anak-anak saat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas.

Baca juga: Gubernur Jatim: Surabaya jadi lokomotif percepatan vaksinasi anak

“Kegiatan vaksinasi ini merupakan jawaban kepada masyarakat agar para orang tua tidak ragu lagi dan menjadi lebih semangat memberikan izin kepada putra-putrinya bisa mengikuti pembelajaran tatap muka terbatas,” kata Sri Wahyuningsih.

Ia mengajak masyarakat agar tetap optimistis dengan vaksinasi untuk anak-anak karena ini bagian dari pemenuhan hak kesehatan anak.

"Ini adalah upaya pemerintah dalam meningkatkan kekebalan daya tahan tubuh anak agar bisa menghindarkan anak-anak kita dari paparan virus corona, di mana pun mereka berada,” terang dia.

Sri Wahyuningsih mengungkapkan saat ini sudah lebih dari 50 persen SD di Indonesia telah melaksanakan PTM terbatas. Jumlah tersebut terus bertambah dari waktu ke waktu. Dimulainya vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6-11 tahun diyakini akan semakin mendorong dan memperluas pelaksanaan PTM terbatas di seluruh wilayah Indonesia.

Baca juga: Kick off vaksinasi COVID-19 usia 6-11 tahun di DIY sasar 1.000 anak

PTM terbatas ini merupakan upaya dan solusi mencegah anak-anak mengalami ketertinggalan pembelajaran akibat pandemi. Karena sekolah merupakan tempat memberikan pembelajaran, baik akademik maupun karakter untuk anak-anak.

"Oleh karenanya kita semua harus memberikan dukungan terhadap program vaksinasi untuk anak agar semua bisa memiliki ketenangan yang sama, khususnya para orang tua dalam mengizinkan anak-anaknya untuk belajar tatap muka,” kata Sri.

#ingatpesanibu
#sudahvaksintetap3m
#vaksinmelindungikitasemua
​​​​​​​

Pewarta: Indriani
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021