"Pergantian jabatan Panglima TNI sudah dua kali ditunda oleh pemerintah. Jadi yang mempolitisasi itu pemerintah, bukan DPR," kata Ketua F-PDIP Tjahyo Kumolo.
Jakarta (ANTARA News)- Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (F-PDIP) DPR RI menuding pemerintah melakukan politisasi terhadap jabatan Panglima TNI karena terus menunda pergantian orang nomor satu di jajaran militer Indonesia tersebut. "Pergantian jabatan Panglima TNI sudah dua kali ditunda oleh pemerintah. Jadi yang mempolitisasi itu pemerintah, bukan DPR," kata Ketua F-PDIP Tjahyo Kumolo kepada wartawan di sela-sela syukuran ulang tahun ke-63 sekaligus kesembuhan Taufik Kiemas di kediamannya di Kebagusan, Jakarta Selatan, Minggu malam. Seusai melakukan konsultasi informal dengan Ketua DPR RI Agung Laksono di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (23/12), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar semua pihak tidak mempolitisasi proses pergantian Panglima TNI. "Masalah pergantian Panglima TNI, pergantian Kapolri, saya minta tidak dipolitikkan jangan dilihat dari perspektif politik, keliru," katanya saat itu. Kepala Negara juga menolak untuk didikte dalam hal menentukan nama calon yang diajukan ke DPR. Presiden menyatakan akan mengajukan nama calon Panglima TNI agar dibahas dalam Masa Persidangan III DPR Tahun Sidang 2006-2007 yang dimulai tanggal 11 Januari 2006. Tjahyo berharap janji Presiden itu akan ditepati karena meski pemilihan Panglima TNI merupakan hak Presiden, namun jika terus diulur maka dampaknya tidak akan bagus bagi regenerasi di dalam tubuh TNI. "Jangan lagi diulur, misalnya menunggu pensiunnya Pak Ryamizard (mantan KSAD Jenderal Ryamizard Ryacudu-red)," katanya. Tjahyo secara terus terang tetap berharap pilihan Presiden jatuh pada Ryamizard, jenderal bintang empat yang pernah diusulkan pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri untuk menggantikan Jenderal Endriartono Sutarto sebagai Panglima TNI. Ryamizard sendiri saat ini masih memiliki peluang untuk dicalonkan karena berdasarkan UU tentang TNI, calon Panglima TNI adalah semua kepala staf angkatan dan perwira tinggi aktif mantan kepala staf angkatan. Sementara "pesaingnya" adalah Kepala Staf TNI AD Jenderal Djoko Santoso, Kepala Staf TNI AU Marsekal Djoko Suyanto, dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Slamet Soebijanto. "Dari empat calon itu yang paling berpengalaman adalah Pak Ryamizard. Beliau juga sudah teruji dari segi integritas, mentalitas dan komitmennya terhadap NKRI," katanya. Sementara itu acara syukuran Taufik Kiemas, suami Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, selain diisi dengan doa bersama, juga diisi dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon "Sumilah Pedut Pringgodani" dengan dalang Ki Enthus Susmono.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006