Dublin (ANTARA News) - Radamel Falcao membawa Porto menjuarai Liga Eropa setelah striker asal Kolumbia itu mencetak satu gol yang luar biasa untuk membawa klubnya mengalahkan Braga 1-0 dalam pertandingan final antar dua klub Portugal di Dublin pada Rabu waktu setempat (Kamis dinihari).

Klub yang dilatih Andre Villas-Boas itu datang ke Stadion Aviva setelah dinobatkan sebagai juara liga Portugal, dan sebuah aksi heroik Falcao membuat kehebatan mereka di liga domestik semakin meyakinkan karena mereka juga berhasil menjadi penguasa turnamen sepak bola tingkat Eropa.

Adalah satu sundulan keras Falcao hanya beberapa saat sebelum berakhirnya babak pertama yang terbukti menjadi momen paling menentukan dalam pertandingan itu yang sekaligus membuatnya berhasil memecahkan rekor Jurgen Klinsmann sebagai pencetak gol terbanyak liga antar klub negara-negara Eropa itu.

Ketika nama Falcao telah tertoreh dalam buku sejarah turnamen itu, kemenangan Porto di kancah Liga Europa juga merupakan awal karir yang lebih cemerlang bagi pelatihnya Villas-Boas.

Di umurnya yang baru 33 tahun nama Villas-Boas sekarang tercatat sebagai pelatih termuda yang pernah menjuarai kompetisi klub UEFA dan hebatnya dia bahkan telah melampaui prestasi luar biasa mentornya Jose Mourinho - pelatih terakhir Porto ketika menjuarai turnamen ini pada 2003 sewaktu Villas-Boas ditugaskan untuk melatih tim latih tanding klub itu.

Sejak mengambil alih kursi kepelatihan Porto tahun lalu, Villas-Boas telah membuktikan kehebatannya sebagai pelatih yang mampu membawa klubnya melesat bak meteor, apalagi Porto diperkirakan akan dapat meraih tiga gelar musim ini apabila mereka dapat mengalahkan Vitoria Guimaraes di final Piala Portugal pada Minggu (22/5).

Dia tengah dipinang oleh beberapa klub terbesar Eropa dan untuk itu Porto harus siap-siap melepas pelatih hebatnya itu kepada klub raksasa seperti Chelsea, Juventus atau Roma yang telah mengajukan penawaran.

Braga yang harus puas di posisi runner-up liga Europa musim ini menyelesaikan turnamen itu dengan poin 38 di bawah Porto yang menjuarai liga tanpa pernah kalah dan dengan jumlah poin yang memecahkan rekor.

Namun meski berstatus "underdog" klub yang dilatih Domingos Paciencia itu terbukti merupakan penakluk klub-klub elit Eropa seperti Celtic, Sevilla, Arsenal, Liverpool dan Benfica, dan pada babak final Eropa mereka yang pertama itu Braga tampil dengan rasa percaya diri yang tidak kalah tinggi dari klub senegara mereka itu.

Hal itu terlihat ketika Braga hampir dapat menciptakan gol hanya beberapa saat setelah peluit tanda dimulainya pertandingan ditiup wasit ketika Custodio berhasil lolos dari perangkap "offside" untuk menyambut umpan sundulan Silvio untuk kemudian melepaskan tembakan yang meleset di samping gawang Helton.

Tidak seperti gaya permainan penuh taktik ketika mereka berhasil menjadi juara Eropa sewaktu dilatih Mourinho, Porto yang dilatih Villas-Boas bermain dengan gaya terus menyerang dan itu terbukti ketika Hulk hampir membawa mereka memimpin melalui satu serangan tunggal yang berbahaya.

Hulk dengan cerdik menghindar dari sergapan tekel pemain lawan dari sayap kiri untuk kemudian meluncur deras ke dalam kotak penalti dan mengecoh Paulo Cesar untuk kemudian melancarkan tendangan keras ke arah gawang Braga yang dijaga oleh Moraes, namun tendangannya itu meleset dari mulut gawang.

Meski Porto telah menjebloskan 130 gol dalam 52 pertandingan di seluruh kompetisi yang diikutinya, namun hadangan tanpa kompromi dari tiga bek Braga Hulk, Falcao dan Silvestre Varela membuat para pemain Porto menemui jalan buntuk dan kesulitan untuk menembus daerah pertahanan Braga.

Namun pada menit ke 44 Fredy Guarin menjadi pemecah kebuntuan tersebut ketika pemain sayap itu mencoba menusuk ke dalam kotak penalti dari sisi kanan sebelum melayangkan umpan manis menyilang ke arah mulut gawang Braga yang segera disambut oleh Falcao yang lepas dari kawalan Paulao dengan sebuah sundulan keras yang bersarang di gawang Artur.

Gol Falcao itu merupakan golnya yang ke-18 di kancah Liga Europa musim ini.

Paciencia merespon dengan mengirim Kaka dan Mossoro di babak kedua dan perubahan itu hampir dengan segera membuahkan hasilnya hanya 40 detik setelah dimulainya babak kedua itu.

Ketika Rolando tengah mengontrol bola di luar daerah penaltinya sendiri, Mossoro berhasil merebut bola itu dan langsung melakukan serangan ke arah gawang. Namun meski tinggal berhadapan dengan kiper Helton, Mossoro terlalu terburu-buru dalam melancarkan tendangan pamungkas sehingga sempat terbaca oleh Helton yang kemudian memblok bola dengan kakinya.

Kesempatan emas itu adalah satu-satunya yang dimiliki Braga di babak kedua untuk menyamakan kedudukan, sebab setelah itu Porto tidak lagi memberi mereka kesempatan untuk menyerang karena mereka harus meladeni serangan-serangan Porto sepanjang babak kedua itu, demikian AFP melaporkan. (OKS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011