Sumba Timur, NTT (ANTARA) - Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mendukung industri pengolahan pakan ternak, utamanya untuk meningkatkan berat badan ternak sapi potong, yang bahan bakunya mulai dikembangkan di Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

"Dengan adanya industri pengolahan pakan ternak, makanan sapi yang tadinya hanya rumput sebagai serat, kini bisa dikembangkan menjadi pelet atau bentuk lain yang lebih kaya protein, salah satunya dengan memanfaatkan tanaman indigofera," kata Putu di Sumba Timur, NTT, Jumat.

Baca juga: Perusahaan pakan ternak Belanda De Heus ekspansi bisnis 50 juta dolar

Putu menjelaskan, Kemenperin memfasilitasi industri pengolahan pakan ternak untuk mendapatkan bahan baku berupa indigofera, dengan turut mendukung pengembangan tanaman tersebut di atas lahan 40 hektar di kawasan Sumba Timur.

 

Menurut Putu, apabila pengembangan tanaman tersebut berhasil dilakukan, maka Kemenperin akan memberikan bantuan berupa alat pengolahan pakan ternak kepada PT Prima Agrostik Nusantara dengan merek dagang Sorinfer.

 

"Kami siap membantu alat yang dibutuhkan apabila tanaman indigofera ini benar-benar bisa tumbuh di Sumba Timur, minimal di atas lahan 40 hektare," ujar Putu.

Baca juga: Industri pakan NTT dikembangkan untuk produktivitas ternak

Komisaris Utama PT Prima Agrostik Nusantara Zoufikar Imani mengatakan, Sorinfer merupakan produk pakan ternak yang diproduksi di pabrik yang berlokasi di Jonggol, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

 

Selama ini, Sorinfer diproduksi untuk memenuhi kebutuhan ternak di Pulau Jawa, dengan menggunakan bahan baku indigofera di Jawa.

 

"Kami melihat potensi indigofera di Sumba Timur. Untuk itu, kami mulai memperkenalkan produk kami kepada peternak di Sumba Timur. Jika berhasil, kami akan membuka fasilitas produksi di sini," ujar Imani.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2021