Yogyakarta (ANTARA News) - Pemikiran mendiang budayawan dan rohaniwan Dick Hartoko dalam buku-buku karyanya menjadi rujukan penting untuk studi kebudayaan, sastra, dan seni, kata Direktur Karta Pustaka Anggi Minarni.

"Pemikirannya yang besar dan kritis diartikulasikan dalam bahasa yang sederhana, sehingga siapapun bisa mencernanya dengan mudah," katanya di Karta Pustaka Yogyakarta, Sabtu.

Hal itu, menurut dia pada acara "Mengenang dan Mengenal Dick Hartoko (9 Mei 1922-1September 2001)", di antaranya bisa diikuti dalam rubrik Tanda-tanda Zaman yang secara teratur terbit dalam Majalah Basis.

"Dick Hartoko yang biasa dipanggil Romo Dick juga dikenal sebagai bapak dan kawan bagi mahasiswa dan seniman, dan selalu mendorong dan memberikan kesempatan kepada mereka agar berani mengekspresikan potensi yang dimiliki," katanya.

Ia mengatakan, mengenang Romo Dick adalah juga membuka ingatan terhadap pemikiran besar dan daya kritik jeli yang dimiliki. Bahasa sederhana, jauh dari retorika, dan jargon kosong, sehingga sangat membantu siapapun dalam memahami dan mengikuti arus gerak kebudayaan.

"Sambil mengenang Romo Dick, kita kenalkan dia pada generasi muda saat ini agar mereka ikut menikmati dan menyelami warisan pemikiran yang bermutu," katanya.

"Mengenang dan Mengenal Dick Hartoko" diisi pembacaan karya Romo Dick dalam rubrik Tanda-tanda Zaman oleh sejumlah seniman, budayawan, dan akademisi.

Seniman, budayawan, dan akademisi itu antara lain Landung Simatupang, HairusSalim, Habifah, Pristi Salam, Heru Kesawa Murti, Kris Budiman, Whani Darmawan, Ons Untoro, Mahatmanta, dan Faruk HT diiringi musik Khrisna Encik. (ANT/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011