Kejadian awan panas guguran ini merupakan bagian dari fase erupsi Merapi
Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah tiga kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur paling jauh 2,5 kilometer ke arah barat daya pada Kamis sore.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta menjelaskan awan panas guguran pertama terjadi pada pukul 14.56 WIB sejauh 2.500 meter ke arah barat daya.

"Tercatat di seismogram dengan amplitudo 45 mm dan durasi 145 detik," kata dia.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan guguran lava 116 kali selama sepekan

Selanjutnya, awan panas guguran kedua terpantau meluncur sejauh 2.000 meter pada pukul 15.17 WIB ke arah barat daya, amplitudo maksimum 20 mm, serta durasi 146 detik.

Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Gunung Merapi pada pukul 15.58 WIB ke arah barat daya sejauh 2.200 meter dengan amplitudo maksimum 35 mm, serta durasi 141 detik.

Baca juga: Guguran lava pijar Merapi meluncur 15 kali ke arah barat daya

Hanik mengatakan saat awan panas keluar dari Merapi angin di gunung itu tercatat berembus ke arah barat.

"Kejadian awan panas guguran ini merupakan bagian dari fase erupsi Merapi, yaitu ada suplai magma, pertumbuhan kubah lava, serta terjadinya guguran dan awan panas guguran," ujar Hanik.

Baca juga: Gunung Merapi luncurkan awan panas guguran sejauh 2.000 meter ke barat

Hingga saat ini, status aktivitas vulkanik Gunung Merapi berada pada level 3 atau Siaga.

Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.

Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.

Baca juga: Volume kubah lava di tengah kawah Merapi capai tiga juta meter kubik

Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021