Zebari yang ditemui ANTARA usai penutupan Konferensi Tingkat Menteri (KTM) ke-16 GNB di Nusa Dua, Bali, Jumat, mengatakan bukti GNB masih relevan dan dibutuhkan adalah dengan masuknya dua anggota baru yakni Fiji dan Azerbaijan.
Ia menuturkan tujuan dari GNB kini telah berubah sesuai perkembangan jaman. Jika sebelumnya GNB menghadapi tantangan berkaitan dengan kolonialisme, maka tidak dengan saat ini.
"Sekarang kita menghadapi tantangan baru yakni globalisasi, perubahan iklim, HIV, ketahanan pangan, ketahanan energi, terorisme," katanya.
Untuk itu, Zebari menuturkan sangat penting bagi GNB untuk melakukan perubahan berkaitan dengan bentuknya. Menurut dia, GNB perlu disempurnakan menjadi sebuah organisasi.
Organisasi tersebut tidak harus dilengkapi sebuah sekretariat tetap, melainkan cukup dengan memiliki sebuah struktur organisasi atau kerangka organisasi, kata Menlu Irak menjelaskan pandangannya.
Dengan bentuknya sebagai sebuah organisasi, ujarnya, GNB dapat berperan lebih maksimal. Apalagi saat ini GNB adalah sebuah gerakan yang beranggotakan 120 negara dan anggota GNB ini mendominasi di PBB.
"Tentunya gerakan ini harus tetap memperdalam nilai-nilai demokrasi dan memperdalam partisipasi masyarakat untuk membuat keputusan," katanya.
Ketika ditanya tentang perlunya GNB memiliki suatu dewan khusus seperti NATO untuk melindungi negara berkembang, Zebari mengatakan ide tersebut terlalu dini untuk dilontarkan.
"Menurut saya itu ide yang prematur," katanya.
Saat ini, ujarnya, yang dibutuhkan adalah membuat GNB sebagai sebuah organisasi. Lagipula, katanya, GNB adalah gerakan yang mengedepankan negosiasi damai dan dialog.
"Yang kita butuhkan adalah fokus pada pengaturan struktural untuk mewujudkan gerakan yang lebih efektif," kata Zebari
Sementara itu, mengenai peran Irak dan Indonesia sendiri dalam GNB, Zebari mengatakan kedua negara merupakan negara kunci dari GNB. Indonesia sebagai negara pendiri GNB dan Irak adalah anggota aktif dari gerakan ini.
Kedua negara akan selalu bersama-sama memperkuat GNB dan membuat GNB mengeluarkan potensi maksimalnya untuk mencapai tujuan menciptakan perdamaian dunia.(*)
(T.H017/R018)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011
