Samarinda (ANTARA) - Peneliti dari Yayasan Konservasi Rare Aquatic Species of Indonesia (RASI) Danielle Kreb menyebut populasi pesut Mahakam di Provinsi Kalimantan Timur tersisa 41 ekor sehingga diharapkan semua pihak sama-sama melindungi agar pesut bisa berkembangbiak.

"Habitat pesut Mahakam ini berada di kawasan tengah Sungai Mahakam plus anak sungainya, termasuk di Danau Semayang," ujar Danielle saat menggelar pertemuan virtual bertajuk Bincang Redaksi - 41 "Nyawa Terakhir Pesut Mahakam, Status Kritis Semakin Mengancam, yang diikuti dari Samarinda, Jumat.

Ia menjelaskan, dari tahun ke tahun jumlah pesut terus berkurang. Sementara dugaan penyebab kematian pesut sejak 1995 hingga 2021 antara lain tersangkut pada rengge nelayan sebanyak 70 persen, kematian akibat dibunuh 5 persen.

Baca juga: RASI: KKP sediakan ekositem berkelanjutan bagi Pesut Mahakam

Kemudian terjebak di daerah dangkal 2 persen, akibat tertabrak kapal 9 persen, proses kelahiran 3 persen, dugaan akibat racun atau limbah 7 persen, akibat setrum ikan 2 persen, akibat rawai nelayan 1 persen, dan karena diserang pemangsa sebanyak 2 persen.

Sedangkan untuk kelahiran bayi pesut per tahun, lanjutnya, pada Juli 2017 hingga Juni 2018 terdapat enam bayi pesut yang lahir, pada Juni 2018 hingga Mei 2019 ada lima bayi yang dilahirkan.

Kemudian pada Juni 2019 hingga Mei 2020 terdapat tujuh bayi yang dilahirkan, dan pada Juni 2020 hingga Mei 2021 terdeteksi sebanyak enam bayi pesut yang lahir.

Ia juga mengatakan bahwa Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara telah membuat regulasi untuk perlindungan habitat pesut, yakni dengan adanya kawasan konservasi perairan melalui SK Bupati Nomor 75 tahun 2020.

Surat Keputusan (SK) Nomor: 75/SK/-BUP/HK/2020 ini berisi tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Habitat Pesut Mahakam, sebagai upaya melestarikan hewan endemik pesut Mahakam.

Sedangkan untuk mengurangi risiko kematian pesut akibat limbah seperti plastik, pihaknya pun telah menginisiasi dan melakukan pelatihan ke masyarakat untuk daur ulang plastik, sehingga hal ini bisa meminimalisasi pembuangan sampah ke sungai.

"Saya juga bersyukur karena sebagian besar masyarakat menyatakan bahwa pesut Mahakam harus dilindungi dengan berbagai alasan, seperti pesut membawa keberuntungan, adanya legenda tersendiri yang menyebabkan pesut harus dilindungi, dan kemunculan pesut sebagai hiburan," kata Danielle.

Baca juga: RASI: Populasi Pesut Mahakam menurun
Baca juga: Peneliti: 66 persen Pesut mati terjerat rengge untuk menangkap ikan
Baca juga: Peneliti prihatin tingginya angka kematian pesut mahakam

Pewarta: M.Ghofar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2021