Jakarta (ANTARA) - Kurang dari 72 jam setelah dia memenangi gelar terbesar dalam kariernya, petenis Amerika Danielle Collins melanjutkan kemenangannya di babak pertama Charleston Open, Selasa waktu setempat atau Rabu WIB.

Juara Miami Open itu mengalahkan Paula Badosa 6-1, 6-4, dan akan melawan unggulan kedua Ons Jabeur pada pertandingan babak kedua.

"Ini tidak mudah," kata Collins mengenai peralihan ke tanah liat, seperti disiarkan WTA, Rabu.

"Minggu, saya menempuh perjalanan lima jam kembali ke kampung halaman, tidur di tempat tidur saya sendiri. Terbang ke sini pada hari Senin."

"Hanya untuk menjejakkan fi tanah liat. Saya tidak akan melewatkan turnamen ini, musim terakhir saya," ujar petenis berusia 30 tahun itu.

Collins telah mengumumkan akan pensiun dari tenis pada akhir musim ini.


Baca juga: Collins juarai Miami Open usai tundukkan Rybakina

Sementara itu, pertandingan tersebut merupakan kekecewaan lain bagi Badosa, yang kini mencatatkan menang kalah 5-7. Dia melewatkan enam bulan terakhir tahun 2023 karena patah tulang akibat tekanan tulang belakang, dan juga mengalami cedera betis dan adduktor.

Collins memiliki enam peluang break melawan Badosa -- dan mengonversi lima di antaranya.

Keduanya memiliki sejarah di Charleston. Collins memasuki turnamen tersebut tahun ini melonjak ke peringkat No.22 setelah menjuarai Miami. Sementara, dua tahun lalu menduduki peringkat No.2 dunia setelah masuk perempat final.

Collins lebih tajam sejak awal pertandingan, memenangi empat gim pertama dan akhirnya set pertama dalam waktu kurang dari 29 menit.

Saat Badosa melakukan servis pada kedudukan 0-3, Collins melakukan servis dan melakukan pukulan backhand yang keras di depan.

Secara bertahap, Badosa menemukan ritme dan kembali ke set kedua. Dia memiliki break point untuk menyamakan kedudukan menjadi 4-4, tetapi Collins melakukan pukulan dan servis besar dan akhirnya lolos setelah pukulan backhand yang mulus.

Ada momen janggal, ketika seorang hakim garis pingsan saat Badosa melakukan servis pada kedudukan 3-5. Staf medis dipanggil, dan hakim garis dipindahkan dengan tandu, dan disambut tepuk tangan meriah.

Setelah penundaan yang cukup lama, pertandingan dilanjutkan. Collins mengakhiri permainan dengan servis yang tidak dapat dikembalikan.

"Semua yang terjadi, hati saya hancur," kata Collins mengenai penundaan medis.

"Saya hampir menangis. Harus mengatur ulang. Sepertinya dia akan baik-baik saja, itu yang utama."

Ini adalah penampilan ketiga Collins di Charleston. Ia mencapai babak perempat final pada 2019, dan meskipun secara historis tanah liat bukanlah permukaan lapangan terbaiknya, hal tersebut tampaknya tidak menjadi masalah saat ini.

"Saya tahu setiap orang mempunyai cara berbeda untuk mengakhiri karier profesionalnya, dan bagi saya, saya ingin menampilkan permainan terbaik saya," ujar Collins.

"Sungguh menakjubkan, dorongan yang saya dapatkan, dan betapa banyak orang yang ingin terus melihat saya bermain. Tapi, menurut saya, ya, ini waktu saya untuk berhenti."


Baca juga: Collins bermain dominan untuk siapkan final Miami melawan Rybakina

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024