Jakarta (ANTARA News) - Kementerian BUMN akan menjembatani penyelesaian masalah antara perusahaan BUMN dengan cabang olahraga yang menjadi anak angkatnya dalam pelaksanaan Program Indonesia Emas (Prima).

"Masih ada empat atau lima cabang olahraga yang belum merasakan bantuan BUMN, mereka sudah bertemu beberapa kali tetapi proposalnya belum masuk (ke perusahaan BUMN)," kata Staf Khusus Kementerian BUMN, Abdul Aziz usai mengikuti `talkshow" BUMN untuk Indonesia Emas di Jakarta, Selasa.

Dalam diskusi yang dihadiri antara lain Ketua KONI/KOI Rita Subowo dan sejumlah perwakilan BUMN serta cabang-cabang olahraga itu, terungkap bahwa sejumlah cabang olahraga masih belum maksimal menerima manfaat kerja sama dengan BUMN tersebut.

Beberapa cabang seperti paralayang dan tenis meja mengeluh belum merasakan manfaat sebagai anak angkat dan belum mencapai kesepakatan kerja sama dengan BUMN yang ditunjuk menjadi bapak angkat mereka.

Menghadapi beberapa kendala seperti itu, Aziz mengatakan pihaknya siap menjembatani penyelesaian masalah. "Yang penting sumbatan-sumbatan yang menghambat kerja sama bisa terbuka dulu, karena masalah sponsorship tidak melibatkan kementerian BUMN tetapi menjadi kewenangkan perusahaan BUMN," katanya.

Soal bantuan perusahaan BUMN kepada cabang-cabang olahraga, Aziz mengatakan selain dalam bentuk sponsorship, tidak tertutup kemungkinan dalam bentuk sarana dan prasarana yang dibutuhkan cabang bersangkutan.

"Misalnya PT Dirgantara Indonesia yang menjadi pendukung cabang paralayang, mungkin secara finansial kurang, namun mereka mempunyai fasilitas untuk memperbaiki peralatan paralayang yang nilainya bisa lebih besar dari uang," kata Aziz yang mengatakan bantuan dalam bentuk uang diberikan sebagai sponsorhip yang tidak dibatasi nilainya.

Terlepas dari dukungan untuk persiapan SEA Games 2011 yang memasang target juara umum tersebut, Aziz mengatakan, dalam nota kesepahaman antara Kementerian BUMN dengan Kemenpora, bantuan juga diberikan dalam bentuk peluang bekerja di perusahaan-perusahaan BUMN bagi atlet yang sudah tidak aktif serta beasiswa bagi atlet yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang S1.

"Bukan hanya atlet yang sudah tidak aktif, tetapi yang muda juga berhak mendapat kesempatan bekerja asalkan disesuaikan dengan latar belakang pendidikannya," jelas Aziz.

Sejumlah BUMN yang menjadi pihak pendukung cabang olahraga yaitu PT Bank Tabungan Negara dan PT Perusahaan Pengelola Aset (Judo), PT Asuransi Jasa Raharja (Baseball dan Softball), PT Jasindo (Renang), PT Bank Bukopin (Taekwondo), PT Askes (Pencak Silat), PT Bank Mandiri (Atletik), PT Angkasa Pura I (Tenis Meja), PT Angkasa Pura II (Wushu).

PT Kereta Api Indonesia (Angkat Besi), PT Pelindo I (Dayung), PT Pelindo II (Layar), PT Pelindo III (Ski Air), PT Pelindo IV (Diving), PT Pupuk Sriwidjaja (Tinju), PT Perkebunan Nusantara 1-XIV dan PT RNI (Futsal/anggar/angkat besi/angkat berat/panjat tebing/taekwondo), Perum Jasa Tirta I dan II (Kano), PT Telkom (Balap Sepeda dan Sepak Bola), PT Semen Gresik Persero Tbk, Pertamina (Bulu Tangkis).

PT PGN, Perum Pegadaian (Boling), PT Tambang Batu Bara Bukit Asam persero Tbk (Sepak Bola), PT PLN (Catur), PT Timah (Bridge), PT Pindad (Menembak), PT Krakatau Steel (Basket), PT Pembangunan Perumahan (Biliar), PT Jasa Marga (Renang), PT Pos Indonesia (Tenis Meja), PT Antam (Kempo), PT Jamsostek (Senam), PT Dirgantara Indonesia (Paralayang), PT Pal (Polo Air), PT ASDP (Dragon Boat Race).(*)
(T.F005/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011