Cikarang, Bekasi (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Selasa, meresmikan Balai Pelatihan dan Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (BPPTIK) di Kawasan Industri Jababeka, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kehadiran BPPTIK ini diharapkan dapat memacu sektor teknologi informasi dan komunikasi bertransformasi menjadi akselerator pembangunan nasional, kata Tifatul di Bekasi, Selasa.

"Untuk mencapainya, diperlukan sumber daya manusia yang kompeten, profesional, dan berintegritas. Sumber daya demikian mudah-mudahan bisa dihasilkan dari BPPTIK," katanya.

Pendirian BPPTIK yang pembangunannya dibiayai Pemerintah Republik Korea Selatan melalui pendanaan Projek Korea International Cooperation Agency senilai 8,9 juta dolar AS dimaksudkan untuk membangun kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang teknologi informasi komunikasi (TIK) yang dapat memperkuat industri TIK.

Selain itu, kesenjangan digital diharapkan dapat terjembatani, aksesabilitas masyarakat ke dalam sektor TIK melalui transfer pengetahuan dan pengalaman dalam bidang TIK dapat ditingkatkan. Lalu hubungan kerja sama kedua negara di bidang TIK pun dapat makin diperkuat.

Menteri mengatakan, di BPPTIK tersedia fasilitas pelatihan keterampilan TIK untuk pekerja, model program pelatihan TIK sesuai standar internasional, dan juga SDM TIK yang tersertifikasi. BPPTIK juga menyelenggarakan layanan pengujian dan sertifikasi profesi, informasi pasar tenaga kerja, layanan inkubator bisnis, serta pengembangan produk dan jasa.

"Dalam setahun, 4.000 peserta bisa dilatih di sini. Kawasan industri Jababeka sengaja dipilih sebagai lokasinya karena diyakini dapat memperkuat aspek teknis, bisnis, dan strategis. Dengan demikian fungsi layanan akan semakin mantap dan terukur," katanya.

Sementara itu, Duta Besar Korea untuk Indonesia Kim Young-sun meyakini kawasan industri Jababeka, tempat didirikannya BPPTIK, akan menjelma menjadi Taman Teknologi pertama di Indonesia yang dilengkapi dengan keberadaan sejumlah universitas ternama dan industri besar.

Selama tiga tahun masa pembangunan, 31 peserta dari instansi terkait telah mengikuti program pelatihan ke Korea dalam rangka meningkatkan keterampilan di bidang manajerial, operasional, dan pengajaran di pusat pelatihan.

"Besar harapan pusat pelatihan ini dapat menumbuhkan tenaga kerja berkualifikasi tinggi yang dapat berkontribusi pada penguatan daya saing Indonesia dalam persaingan industri dengan negara lain. Selain itu, tentu saja kehadiran pusat pelatihan ini dapat meningkatkan hubungan dan kerja sama teknologi komunikasi dan informasi antara kedua negara," tuturnya.(*)
(T.KR-AFR/R010)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011