Jakarta (ANTARA News) - Pengamat politik dan kebijakan publik Andrinov Chaniago mengatakan, semakin baik jika banyak tokoh yang mencalonkan diri sebagai gubernur DKI Jakarta sejak dini, asal mereka juga langsung mengemukakan program-program yang akan dilakukannya sehingga masyarakat sudah dapat menilai sejak awal.

"Bagus banyak deklarasikan diri sebagai calon gubernur (cagub) lebih awal sehingga masyarakat bisa menilai," kata pengamat asal UI tersebut di Jakarta, Rabu, mengenai sudah banyaknya tokoh yang disebut-sebut siap menjadi gubernur DKI Jakarta walaupun pilkada baru akan dilaksanakan tahun depan.

Namun, katanya, para calon gubernur itu harus mengemukakan program-program prioritas yang akan dilakukannya jika terpilih menjadi gubernur.

Jika mereka mengemukakan program-programnya maka masyarakat dapat merespons dan memikirkan calon yang terbaik buat mereka. Selain itu, katanya, masyarakat juga perlu melihat rekam jejak calon gubenur tersebut sehingga tidak salah pilih.

Para calon, katanya, jangan hanya melakukan deklarasi sambil menyebutkan dukungan yang diberikan kepada dirinya serta calon wakil gubernurnya. "Jangan sampai hiruk pikuk menenggelamkan isu-isu yang seharusnya ditangani," katanya.

Seperti diberitakan saat banyak tokoh yang didukung atau dinyatakan mampu memimpin ibukota Jakarta. Bahkan ada yang sudah menyatakan siap menjadi calon gubernur.

Mereka antara lain Fauzi Bowo (Calon incumbent), Nachrowi Ramli (Ketua DPD Partai Demokrat DKI), Tantowi Yahya (Anggota DPR Fraksi Golkar & Artis), Prya Ramadhani (Ketua Golkar DPD DKI Jakarta), Azis Syamsuddin (anggota DPR Fraksi Golkar), Rano Karno (Wakil Bupati Tangerang, Kader PDIP) dan mantan Danpuspom TNI Hendardji Soepandji.

Sebelumnya diberitakan Hendardji mengatakan belum memutuskan maju sebagai cagub DKI. Namun ia punya pemikiran untuk pembangunan Jakarta. Ia mengatakan, Jakarta harus melakukan peremajaan kota. Tempat-tempat kumuh harus dibersihkan dan didirikan tempat yang layak. "Mereka adalah manusia maka harus dimanusiakan," katanya.

Ia memberi contoh, Kota Shanghai di China mampu menangani kekumuhan dalam waktu delapan tahun. Hal itu, katanya, karena kemampuan dan keberanian kuat untuk membangun kota.

Untuk itu, katanya, harus dibuat "master plan" (rencana induk) yang baik. Rencana itu harus mencakup pembangunan fisik dan non fisik.

Pembangunan fisik seperti membuat infrastruktur yang kuat sedangkan pembangunan non fisik dengan meningkatkan moral dan akhlak.

Dengan peningkatan moral dan akhlak, Hendardji yakin Jakarta mampu menghasilkan pribadi yang santun sehingga akan memberikan kedamaian hidup di kota metropolitan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011