Jakarta (ANTARA) - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyesalkan terjadinya beberapa perselisihan warga yang bisa mencederai kerukunan antar-umat beragama pada masa perayaan Natal.

"Saya sangat prihatin dan menyesalkan. Hal seperti itu tidak semestinya terjadi jika para pihak saling menghormati dan memahami, serta taat aturan," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Rabu.

Di Tulang Bawang, Lampung, perselisihan terjadi karena ada sekelompok warga yang tanpa berkoordinasi dengan pihak terkait mendatangi gereja yang dibuka untuk ibadah Natal meski izin pendiriannya sebagai tempat ibadah belum selesai.

Selain itu beredar rekaman video mengenai jemaat yang terpaksa beribadah di luar bangunan gereja yang disegel karena masalah izin mendirikan bangunan di Kota Baru, Jambi.

Di Kota Surabaya juga sempat muncul permasalahan mengenai pembangunan Gereja Kristen Indonesia (GKI) Citraland di Lakarsantri, namun masalah itu sudah beres dan pembangunan gereja bisa dilanjutkan.

"Saya meminta kepada jajaran Kakankemenag dan KUA untuk memantau situasi dan kondisi serta mengambil langkah-langkah persuasif agar kejadian serupa tidak boleh terulang lagi," kata Menteri Agama.

Dia juga mengemukakan bahwa seluruh komponen dalam masyarakat berkewajiban mewujudkan kerukunan dan toleransi antar-umat beragama.

"Jika menyangkut pendirian tempat ibadah, acuannya sudah jelas, yaitu PBM (peraturan bersama menteri) antara Mendagri dan Menag. Masyarakat juga harus memiliki kesadaran yang sama untuk menaati PBM tersebut," kata Yaqut.

Ia berharap masyarakat bijak dalam menyikapi masalah yang berkenaan dengan pendirian tempat ibadah agar tidak sampai terjadi perselisihan akibat persoalan itu.

Baca juga:
Menteri Agama tidak ingin ada segregasi antarumat beragama
Menag: Natal menggerakan persaudaraan, perkuat persatuan dan kesatuan

 

Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2021