Palu (ANTARA News) - Keluarga korban tertembak yang diduga sebagai pelaku penembakan polisi di Palu, tidak yakin jika korban tewas akibat bakutembak dengan polisi, karena di sekujur wajah korban membiru dan lembam.

"Saya kurang yakin kalau korban itu tewas karena bakutembak dengan polisi karena sekitar mukanya biru," kata Farid, kakak kandung Fauzan di Desa Pombewe Kecamatan Biromaru, Kabupaten Sigi, sesaat setelah jenazah tiba di Pombewe, Minggu.

Berdasarkan keterangan polisi, Fauzan tertembak mati dalam kontak senjata dengan polisi di bukit Buyungkele, Desa Tambaro, Kecamatan Lage, sekitar 10 km Selatan Kota Poso.

Masih menurut polisi, sebelum terjadi kontak senjata, polisi sempat memberikan tembakan peringatan ke udara tetapi dua korban tewas melepas tembakan lebih awal.

Selain Fauzan seorang korban lainnya bernama Dayat dilaporkan tewas di tempat sekitar pukul 11.10 WITA.

Jenazah Fauzan telah dimakamkan di Desa Pombewe Minggu sekitar pukul 13.30 WITA di samping makam ayahnya Ramli Hamzah yang juga pensiunan polisi. Sebelum dimakamkan, keluarga sempat membuka kain kafan di bagian wajah korban.

Tampak di sekitar dua kelopak mata korban membiru dan wajahnya lebam. Sementara di kepala bagian belakang korban masih keluar darah hingga kain kafan memerah.

Farid mengatakan, pihak keluarga belum tahu apakah akan melakukan upaya penuntutan hukum terhadap kepolisian atau tidak.

"Kita ini orang susah. Percuma saja kita berhadapan dengan hukum," kata Farid.

Suasana duka menyelimuti rumah korban di Jalan Pramuka, Pombewe, saat korban diturunkan dari mobil jenasah. Dalam sekejap rumah keluarga Fauzan sesak dengan manusia yang ingin melihat jenazah. Bahkan ibu korban, Kamaria tinggal dibopong masuk ke dalam rumah. Salah satu dari keluarga mereka juga pingsan.

Sebelum dimakamkan, jenazah Fauzan dishalatkan di masjid Pombewe, sekitar 100 meter dari rumah Fauzan. Fauzan adalah anak ketiga dari lima bersaudara.

Polisi menduga, Fauzan terlibat dalam aksi penyerangan bersenjata terhadap tiga polisi di Bank BCA Jalan Emy Saelan Kota Palu, Rabu (25/5). Dalam aksi penyerangan itu, dua polisi tewas dan satu lainnya luka.

Dalam kasus tersebut polisi telah menahan dua orang tersangka yakni Hariyanto alias Anto dan Rafli alias Furqun. Dalam sebuah rekaman video amatir, Hariyanto mengatakan, dirinya menembak polisi karena dendam saat dirinya ditabrak di Poso oleh polisi tahun 2007 namun tidak proses hukum.
(A055)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011