Khartoum, Sudan (ANTARA/AFP) - Tiga orang awak helikopter Bulgaria sewaan PBB yang diculik di Darfur, Sudan, dibebaskan Senin setelah ditahan 145 hari, kata Program Pangan Dunia (WFP).

"Mereka dibebaskan hari ini. Kami masih tidak tahu keadaan pembebasan mereka... Mereka ditahan selama 145 hari," kata juru bicara PBB Amor Almagro kepada AFP.

"Saya bisa memastikan kepada anda bahwa Program Pangan Dunia tidak membayar uang tebusan kepada mereka," tambah wanita juru bicara itu.

Ketiga orang awak itu diculik oleh orang-orang bersenjata pada 13 Januari di sebuah landasan pendaratan di Um-Shalaya, 60 kilometer sebelah tenggara El-Geneina, ibu kota negara bagian Darfur Barat.

Para sandera tersebut, yang saat itu bekerja untuk Pelayanan Udara Kemanusiaan PBB yang dikelola WFP, tampak dalam keadaan sehat, kata badan PBB itu dalam sebuah pernyataan.

Itu merupakan penculikan kedua awak pesawat WFP dalam tiga bulan, setelah tiga orang Latvia ditangkap oleh orang-orang bersenjata pada 4 November 2010 di Nyala, ibu kota Darfur Selatan. Mereka dibebaskan pada bulan berikutnya.

Direktur Regional WFP Amer Daoudi hari Senin memuji pemerintah Khartoum atas upaya-upaya mereka bagi pembebasan orang-orang Bulgaria itu, yang katanya diculik ketika sedang "bekerja membantu orang-orang yang paling rawan serangan di Darfur".

Darfur hingga kini masih dilanda konflik antara pasukan pemerintah Sudan dan kelompok-kelompok gerilya.

Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon telah mengungkapkan kekhawatiran atas peningkatan pertempuran antara gerilyawan dan pasukan pemerintah di wilayah Sudan barat itu.

Ban mengatakan, ia terutama khawatir mengenai pertempuran antara pasukan pemerintah dan kelompok gerilya Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) serta Tentara Pembebasan Sudan (SLA) yang setia pada Minni Minnawi.

JEM dan SLA mengangkat senjata melawan pemerintah Sudan di Darfur pada 2003 dengan menuduh mereka mengabaikan wilayah barat Sudan yang terpencil itu.

Serangkaian gencatan senjata dan perjanjian telah gagal menghentikan pertempuran di kawasan itu. JEM bergabung dalam perundingan perdamaian Darfur pada Desember lalu, tujuh bulan setelah mereka menghentikan negosiasi.

PBB mengatakan, lebih dari 300.000 orang tewas sejak konflik meletus di wilayah Darfur pada 2003, ketika pemberontak etnik minoritas mengangkat senjata melawan pemerintah yang didominasi orang Arab untuk menuntut pembagian lebih besar atas sumber-sumber daya dan kekuasaan. Pemerintah Khartoum menyebut jumlah kematian hanya 10.000.

Maju-mundur proses perdamaian antara kedua pihak berlangsung sejak 2009.

Pemberontak utama Darfur mengadakan dua babak perundingan dengan para pejabat pemerintah Khartoum di Qatar pada Februari dan Mei 2009.

Pada Februari 2009, Gerakan Keadilan dan Persamaan Hak (JEM) menandatangani sebuah perjanjian dengan pemerintah Khartoum mengenai langkah-langkah pembangunan kepercayaan yang bertujuan mencapai perjanjian perdamaian resmi.

Pada Mei 2009, JEM sepakat memulai lagi perundingan dengan Khartoum yang dihentikannya setelah pengadilan internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Presiden Sudan Omar Hassan al-Bashir karena kejahatan perang dan kejahatan atas kemanusiaan di Darfur, Sudan barat.

Perundingan antara pemerintah Khartoum dan pemberontak Darfur untuk mengatasi konflik itu telah ditunda beberapa kali pada tahun itu.

Perundingan yang dituanrumahahi Qatar itu sebelumnya dijadwalkan berlangsung pada 28 Oktober 2009 namun pertemuan tersebut ditunda sampai 16 November 2009 karena waktunya bertepatan dengan pertemuan puncak Uni Afrika. Jadwal terakhir itu pun ditunda hingga waktu yang belum ditentukan, kata penengah PBB dan Uni Afrika.

Kegagalan perundingan telah mengarah pada peningkatan kekerasan di Darfur.

Bentrokan-bentrokan di wilayah itu menewaskan 221 orang pada Juni 2010, sebagian besar akibat pertikaian antara suku-suku Arab yang bersaing, kata misi penjaga perdamaian PBB dan Uni Afrika (UNAMID).

Pada Mei 2010, hampir 600 orang tewas dalam pertempuran, menurut sebuah dokumen internal UNAMID. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011