Tripoli (ANTARA News/AFP) - Gelombang serangan udara NATO menghantam Tripoli, Rabu pagi, untuk meningkatkan tekanan pada pemimpin Libya Muammar Gaddafi yang mengatakan ia "dekat" dengan lokasi serangan itu tetapi bersumpah ia tidak akan menyerah.

Suara ledakan-ledakan terdengar dekat kompleks kediaman Gaddafi Bab al Aziziya sekitar pukul 11:45 waktu setempat (06:45 WIB Rabu), kata seorang koresponden AFP. Kemudian suara ledakan lebih kuat juga terdengar di ibu kota itu.

Pada Selasa, dalam satu dari pengeboman terberat dari serangan udara sejauh ini, pesawat tempur NATO melancarkan sekitar 60 serangan di Tripoli menewaskan 31 orang, kata juru bicara pemerintaah Libya Mussa Ibrahim.

Sasaran utama adalah kompleks kediaman Gaddafi yang digempur secara reguler sejak awal intervensi militer internasional 19 Maret dan sebagian besar gedung di kompleks Bab al Aziziya, telah rata dengan tanah.

Dalam satu pesan yang disiarkan Selasa malam, Gaddafi mengatakan ia berada dekat ledakan bom itu tetapi masih melakukan perlawanan dan menyerukan rakyatnya juga melakukan perlawanan.

Walaupun serangan-serangan bom itu, kami tidak akan pernah tunduk," kata Gaddafi dalam siaran sembilan menit. "Saya berada dekat ledakan bom itu tetapi saya masih melawan.

"Kami hanya memiliki satu pilihan -- (tetap tinggal) di negara kami sampai mati. Mati, hidup, menang bukanlah masalah. Kami tidak akan meninggalkan negara kami atau menjualnya, kami tidak akan menyerah," katanya dalam pernyataan pertamanya sejak ia muncul di televisi pemerintah 19 Mei.

Segera setelah siaran itu, serangan-serangan udara menghantam ibu kota Libya itu, terus terjadi sepanjang hari itu.

Para wartawan yang dibawa ke lokasi kompleks yang hancur akibat dibom itu melihat satu mayat, yang ditutupi dengan bendera Libya, yang menurut juru bicara pemerintah Mussa Ibrahim adalah salah satu dari sejumlah korban dari serangan-serangan udara itu.

Seorang pejabat kementerian informasi mengatakan enam bom menghantam kompleks itu saja dan delapan barak persis diseberangnya.

Kementerian pertahanan Inggris mengatakan target-target itu termausk markas ebsar polisi rahasia di tengah kota Tripoli dan satu instalasi penting militer di pinggiran kota itu.

Di Brussels, tempat para menteri pertahanan NATO akan melakukan pertemuan pada Rabu untuk membicarakan kemajuan operasi di Libya, putri Gaddafi, Aisha, mengajukan perkara kejahatan perang terhadap aliansi Barat itu yang melancarkan pemboman sasaran sipil, menewaskan putrinya dan para anggota keluarga lainnya.

Pengaduan itu, satu fotokopi yang diperlihatkan kepada AFP, menyangkut serangan NATO pada 30 April di Tripoli, yang menurut para pejabat Libya menewaskan putra bungsu orang kuat Libya itu dan tiga cucunya. Aisha adalah pakar hukum yang pernah membela mantan Presiden Irak, Saddam Hussein, saat diadili jelang divonis mati.

Di Washington, Presiden Amerika Serikat Barack Obama setelah berembuk dengan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan tekanan terhadap Gaddafi "hanya untuk melanjutkan tekanan yang meningkat " sampai pemimpin Libya itu mundur.

"Kanselir dan Saya sepakat, Gaddafi harus mundur dan menyerahkan kekuasaan kepada rakyat Libya dan tekanan akan terus dilakukan sampai dia mundur," kata Obama kepada wartawan di Gedung Putih, berdiri di sebelah pemimpin Jerman itu.

Menteri Perburuhan Libya, Amin Manfur, menjadi anggota kabinet terakhir yang membelot. Hal itu diumumkannya dalam satu pertemuan Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa.

Di kota kedua Libya, Benghazi, utusan khusus Presiden Rusia Dmitry Medvedev, Mikhail Margelov, bertemu dengan para pemimpin Pemberontak dalam kunjungan pertama seorang pejabat penting Rusia ke pangkalan pemberontak itu.

Margelov mengatakan, Rusia siap memberikan dukungan keuangan kepada pemberontak tetapi menentang peningkatan konflik itu.

Pihak pemberontak mengatakan mereka siap menerima bantuan Rusia "besok", tetapi menegaskan bahwa mereka tidak bersedia berunding sampai Gaddafi turun.

Margelov mengatakan, Moskow siap memfasilitasi dialog antara kedua pihak itu," kata Menlu Sergei Lavrov menekankan Rusia tidak ingin menjadi ketua penengah .

"Kami telah mengatakan dalam beberapa kesempatan bahwa Uni Afrika memiliki peran utama," kata Lavrov kepada wartawan.
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011