Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan melakukan kunjungan kerja ke Swiss dan kunjungan kenegaraan ke Jepang pada pekan depan, guna menghadiri Konferensi Buruh Internasional (ILC) dan melihat kondisi pascagempa dan tsunami Jepang.

Menurut Juru Bicara Presiden Julian A Pasha di Jakarta, Kamis, di Jenewa, Swiss, Presiden Yudhoyono akan menghadiri sesi ke-100 Konferensi Buruh Internasional (ILC) bersama sejumlah kepala negara yang lain.

"Saat di Jenewa, Presiden juga akan menyampaikan pidato (pada acara ILC tersebut)," katanya.

Presiden dan Ibu Negara, kata dia, juga akan mengunjungi kantor ILO (Organisasi Buruh Internasional) di Jenewa, Swiss. Ia menambahkan, dalam sesi pertemuan ke-100 ILC akan diselenggerakan pula pertemuan dengan Direktur Jenderal Kantor PBB di Jenewa, Direktur Jenderal WHO, dan Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Pengurangan Resiko Bencana.

Presiden dijadwalkan bertolak dari Jakarta Senin (13/6) pagi dan tiba di Swiss pada Senin malam untuk kemudian menghadiri serangkaian acara ILC pada Selasa (14/6) dan meninggalkan Swiss pada Rabu (15/6) pagi.

Dari Swiss, lanjut Julian, Presiden bertolak menuju Jepang untuk memenuhi undangan Kaisar Jepang dan melihat kondisi pascagempa bumi dan tsunami di prefektur Miyagi, Jepang.

"Di Jepang Presiden juga akan bertemu dengan Perdana Menteri Naoto Kan, dan menghadiri pertemuan lain," katanya seraya mengatakan bahwa rangkaian kunjungan kenegaraan itu akan dilakukan pada Kamis (16/6).

Pada keesokan harinya, Jumat (17/6), menurut Julian, Presiden akan mengunjungi salah satu pusat penampungan korban gempa bumi dan tsunami di Jepang beberapa waktu yang lalu.

"Jadi memang Presiden direncanakan melihat langsung lokasi tersebut dan bertemu dengan para korban di tempat penampungan karena tempat tersebut merupakan lokasi yangg bisa dikatakan paling serius dihantam gempa dan tsunami yang lalu," katanya.

Pemerintah Indonesia, kata dia, juga akan menyampaikan bantuan kemanusiaan pada korban gempa bumi dan tsunami Jepang.

Namun, lanjut dia, yang lebih penting dari itu adalah tujuan dari kunjungan ini untuk mengekspresikan perasaan simpati dan empati Presiden Yudhoyono sebagai pemimpin dan juga simpati masyarakat Indonesia terhadap masyarakat Jepang, terutama bagi mereka yang terkena dampak langsung dari gempa bumi dan tsunami yang lalu.

Di Tokyo, Presiden Yudhoyono direncakan akan memberikan presidential lecture di GRIPS (National Graduate Institute for Policy Studies).

"Presiden akan menyampaikan pidato/presidential lecturer dengan judul Responding to International Challenges, Strengthening Indonesia-Japan Relation yang akan dihadiri sekitar 300 undangan, terdiri dari politisi, akademisi, pebisnis dan tentunya kalangan masyarakat Jepang, disamping tentunya masyarakat Indonesia juga," katanya.

Julian menilai hal itu penting karena Presiden akan menyampaikan pandangannya terhadap tantangan dari kondisi atau keadaan dunia internasional, disamping bagaimana hubungan bilateral kedua negara dewasa ini.

"Dan tentunya akan disampaikan pula bagaimana pengalaman kita dalam menangani tsunami di Aceh pada 2004-2005 lalu Karena bagaimanapun kita perlu juga menyampaikan pengalaman ini. Mudah-mudahan ini bisa bermanfaaat dan berguna tidak saja bagi masyarakat bangsa Jepang, tetapi juga belahan dunia lain," katanya.(*)

(T.D013*G003)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011