Dengan keterampilan yang dimilikinya, ke 19 orang personil dari Sanggar Kirana Universiti Teknologi Petronas Malaysia tersebut berhasil menyihir penonton dengan memainkan alat musik gamelan melayu seperti knong, gendang, gendang penurus, penurus barong, selentem, saron, barong dana beberapa alat gamelan lainnya.
"Untuk tampil Festival Gamelan Jawa Internasional ini, kami berlatih sekitar dua minggu lamanya," kata Ketua Perkumpulan Sanggar Kirana Universiti Teknologi Petronas Malaysia Rifdy Zulfadhli Ruslan, usai pertunjukkan.
Dalam penampilannya Sanggar Kirana Malaysia ini memainkan delapan buah laras, terdiri dari empat laras kontemporer dan empat laras tradisional.
Delapan laras yang dimainkan oleh mereka selama satu jam tersebut merupakan lagu-lagu tradisional melayu seperti "Dayung Sampang"
Sementara itu, Asisten Ketua Perkumpulan Sanggar Kirana Universiti Teknologi Petronas Malaysia Mohammad Fakhrurradhi mengatakan, pertunjukkan gamelan melayu di Malaysia tidak bisa dimainkan disembarang tempat.
"Kalau di melayu, gamelan hanya bisa ditampilkan di kesultanan, jadi secara tidak langsung musik gamelan bisa dikatakan musik elit," kata Mohammad Fakhrurradhi.
Ia menambahkan, gamelan Aceh ternyata menjadi pengaruh terbesar dalam kelompok gamelam melayu Malaysia.
Kelompok gamelan melayu asal Malaysia ini merupakan salah satu dari sembilan grup yang tampil untuk memperingati 40 tahun Perkumpulan Seni Tari dan Karawitan Jawa (PSTK) ITB.
"Tujuan pertama dari acara ini ialah untuk memperingati Tanggap Warsa 40 Tahun PSTK ITB, selain untuk memopulerkan kembali seni budaya gamelan di tengah derasnya arus globalisasi saat ini," kata Ketua Acara Tanggap Warsa ke-40 PSTK ITB, Teguh Wibowo.
Selain dari Malaysia, Minggu (12/6) kelompok gamelan dari Singapura yakni Kelompok Gamelan Asmarandana juga akan tampil pada acara tersebut.
(*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011
