Bengaluru (ANTARA) - Regulator obat India pada Rabu mengizinkan Bharat Biotech melakukan tes tahap akhir vaksin COVID-19 semprotan hidung buatannya untuk dipakai sebagai booster, demikian menurut laporan Mint mengutip ANI.

Produsen vaksin itu mengajukan permohonan uji coba tahap akhir ke Drugs Controller General of India (DCGI) pada Desember. Vaksin intranasal untuk booster akan lebih mudah diberikan pada program vaksinasi massal.

"Komite Pakar Subjek DCGI 'pada prinsipnya' merestui Bharat Biotech untuk melakukan studi keunggulan Tahap III dan studi dosis booster Tahap III' untuk vaksin COVID intranasal dan telah memintanya untuk menyerahkan prosedur resmi persetujuan," menurut laporan tersebut, Rabu.

Bharat Biotech dan DCGI tidak langsung menanggapi Reuters untuk dimintai komentar.

Sebagai langkah antisipasi seiring meningkatnya kasus COVID-19 Omicron di seluruh negeri, pada saat Natal otoritas menyetujui pemberian vaksin booster COVID-19. Petugas garda terdepan dan tenaga kesehatan akan menerima booster mulai 10 Januari 2022.

Otoritas belum menyetujui penggunaan vaksin intranasal Bharat Biotech, BBV154. Pada Agustus BBV154 telah mengantongi izin uji coba tahap menengah sampai akhir.

Media setempat melansir bahwa uji coba tahap menengah BBV154 telah rampung.

Sejauh ini program vaksinasi India didominasi oleh dosis AstraZeneca versi lokal yang diproduksi oleh Serum Institute of India dan vaksin inaktif Bharat Biotech, Covaxin. Keduanya diberikan melalui injeksi.

Pada Rabu otoritas mencatat 58.097 kasus baru COVID, dua kali lipat dari empat hari lalu, sehingga totalnya mencapai 35 juta lebih.


Sumber: Reuters
Baca juga: India mulai vaksinasi COVID-19 bagi anak 15-18 tahun
Baca juga: India disebut tak berencana berikan vaksin 'booster' COVID-19
Baca juga: India catat 200 kasus Omicron di 12 negara bagian

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2022