Beijing (ANTARA News) - China mengerahkan pasukan untuk membantu para korban banjir dan meningkatkan siaga bencananya setelah hujan selama beberapa hari menyebabkan lebih dari setengah juta orang di provinsi-provinsi tengah dan selatan mengungsi.

Lebih dari 555.000 orang mengungsi di tujuh provinsi dan satu kotapraja setelah hujan belum lama ini melanda daerah-daerah yang kering yang menyebabkan banjir dan tanah longsor di daerah aliran Sungai Yangtze, kata surat kabar resmi China Daily.

Media pemerintah melaporkan sampai Kamis petang, banjir yang disebabkan hujan empat hari baru-baru ini menewaskan 19 orang dan tujuh orang lainnya hilang di provinsi-provinsi Anhui,Zhejiang, Jiagxi, Hubei, Hunan, Sichuan dan Guizhou dan kotapraja Chongqing.

China meningkatkan siaga bencananya menjadi tingkat tertinggi ke empat, dan pemerintah menyebut banjir di beberapa daerah, seperti daerah Sungai Qianting provinsi Zhejiang sebagai terburuk sejak tahun 1955.

Dua tanggul di provinsi itu jebol, Kamis membanjiri dua kota dan 21 desa, kata kantor berita Xinhua.

Jumlah korban tewas resmi akibat banjir dan tanah longsor sejak 3 Juni tidak bertambah sejak Rabu, sementara media pemerintah mengatakan paling tidak 105 orang tewas dan 65 orang hilang.

Para ahli cuaca, Kamis memperingatkan bahwa dalam beberapa hari ke depan hujan dapat menimbulkan bahaya lagi termasuk di daerah barat daya. Curah hujan diperkirakan tidak akan menurun sampai Ahad.

Di provinsi Jiangxi di timur, pasukan membantu mengungsikan 122.400 warga dari tempat-tempat yang letaknya rendah, kata kantor berita China News Service (CNS), Kamis.

Media pemerintah itu tidak memberikan jumlah tentara yang dikerahkan untuk membantu usaha pertolongan terhadap para korban banjir dan tanah longsor itu.

Di provinsi Hubei, China tengah, hujan lebat dua hari lalu menimbulkan tanah longsor yang menyebabkan enam orang hilang dan memblokir Sungai Pingdu, memaksa 2.000 warga mengungsi akibat tanggul-tanggul dihantam tanah longsor dan puing-puing, demikian dilaporkan Reuters.

(SYS/H-RN/H-AK)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011