Aden, Yaman (ANTARA News) - Tiga-belas orang yang diduga anggota kelompok terkait Al-Qaida dan dua prajurit Yaman tewas dalam bentrokan di dekat kota Zinjibar yang dikuasai kelompok bersenjata, kata beberapa sumber militer dan medis, Minggu.

"Dua-belas `teroris` Ansar al-Sharia (Pendukung Hukum Sharia) tewas dan tiga lain cedera setelah pasukan Brigade Artileri 119 menyerang sekelompok orang yang memasang bom di jalan utama," kata seorang perwira.

Dua prajurit juga tewas dan tiga orang cedera ketika orang-orang bersenjata menyerang sebuah pangkalan militer, kata perwira itu kepada AFP, dengan menambahkan bahwa bentrokan tersebut berlangsung pada tengah malam.

Seorang petugas medis mengatakan, satu orang bersenjata lagi tewas dalam bentrokan itu.

Ratusan orang yang kata para pejabat terkait dengan Al-Qaida menguasai Zinjibar pada 29 Mei setelah bentrokan-bentrokan dengan militer yang menewaskan 140 orang, termasuk sekitar 80 prajurit.

Para pejabat keamanan mengatakan bahwa militan itu adalah Al-Qaida, namun oposisi politik menuduh pemerintah Presiden Ali Abdullah Saleh mengada-ada tentang ancaman jihad dengan tujuan menangkal tekanan Barat terhadap kekuasaannya yang telah berlangsung 33 tahun.

Yaman adalah negara leluhur almarhum pemimpin Al-Qaida Osama bin Laden dan hingga kini masih menghadapi kekerasan separatis di wilayah utara dan selatan.

Dalam insiden terpisah, dua prajurit tewas Minggu di kota bergolak wilayah selatan, Lahij, kata seorang pejabat setempat kepada AFP.

Mereka ditembak mati oleh kelompok bersenjata yang mengupayakan pemisahan wilayah selatan.

Yaman Utara dan Yaman Selatan secara resmi bersatu membentuk Republik Yaman pada 1990 namun banyak pihak di wilayah selatan, yang menjadi tempat sebagian besar minyak Yaman, mengatakan bahwa orang utara menggunakan penyatuan itu untuk menguasai sumber-sumber alam dan mendiskriminasi mereka.

Negara-negara Barat, khususnya AS, semakin khawatir atas ancaman ekstrimisme di Yaman, termasuk kegiatan Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP).

Negara-negara Barat dan Arab Saudi, tetangga Yaman, khawatir negara itu akan gagal dan Al-Qaida memanfaatkan kekacauan yang terjadi untuk memperkuat cengkeraman mereka di negara Arab miskin itu dan mengubahnya menjadi tempat peluncuran untuk serangan-serangan lebih lanjut.

Yaman menjadi sorotan dunia ketika sayap regional Al-Qaida AQAP menyatakan mendalangi serangan bom gagal terhadap pesawat penumpang AS pada Hari Natal.

AQAP menyatakan pada akhir Desember 2009, mereka memberi tersangka warga Nigeria "alat yang secara teknis canggih" dan mengatakan kepada orang-orang AS bahwa serangan lebih lanjut akan dilakukan.

Para analis khawatir bahwa Yaman akan runtuh akibat pemberontakan Syiah di wilayah utara, gerakan separatis di wilayah selatan dan serangan-serangan Al-Qaida. Negara miskin itu berbatasan dengan Arab Saudi, negara pengekspor minyak terbesar dunia.

Selain separatisme, Yaman juga dilanda penculikan warga asing dalam beberapa tahun ini. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011