London (ANTARA News) - Nonton sajian acara-acara teve itu menyehatkan? Klaim ini masih patut dipertanyakan lebih lanjut kesahihannya. Paling tidak baru-baru ini sejumlah dokter telah menemukan bukti bahwa nonton teve dapat memicu penyakit diabetes dan penyakit jantung.

Dalam sebuah analisis baru yang dipublikasikan pekan ini dalam Journal of American Medical Association, sejumlah peneliti telah menggabungkan data dari delapan studi. Mereka menemukan bahwa untuk setiap dua jam yang dihabiskan orang untuk nonton teve, maka mereka beresiko 20 persen terserang diabetes dan 15 persen beresiko terkena penyakit jantung.

Untuk setiap tiga jam nonton teve, resiko kematian rata-rata melonjak 13 persen dari setiap penyebab itu, sebagaimana dikutip dari laman Health.

"Ketika temuan itu digabung bersama-sama, maka temuan itu didapati konsisten berlaku di seluruh studi dan populasi penelitian," kata Frank Hu, MD, seorang profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard School of Public Health, di Boston.

Peningkatan risiko penyakit terkait dengan menonton TV agaknya "mirip apa yang Anda lihat dengan ancaman tingginya tingkat kolesterol, tekanan darah atau dampak merokok," kata Stephen Kopecky, MD, seorang ahli jantung dan profesor kedokteran di Mayo Clinic di Rochester, Minnesota. "Untuk itu, perhatikanlah gaya hidup anda," katanya juga.

"[Menonton TV] bukan perilaku yang baik bagi Anda di mana pun Anda berada. Apakah Anda muda atau tua," kata Kopecky.

Menonton TV telah mencapai porsi epidemi, terutama di Amerika Serikat. Di seluruh dunia, orang menghabiskan lebih banyak waktu dengan menonton teve ketimbang terlibat dalam hobi yang bermanfaat. Diperkirakan, rata-rata orang di Amerika Serikat menghabiskan waktunya tidak kurang dari lima jam sehari di depan TV. Jumlah ini melebihi orang Eropa dan Australia.

"Jumalah itu tentu relatif banyak," kata Hu.

Dengan menonton TV, orang menyita waktu berolahraga dan berkegiatan di luar rumah. Menonton teve kerap dikaitkan dengan diet yang tidak sehat, karena orang cenderung mengkonsumsi terlalu banyak gula, soda, makanan olahan, dan makanan dan minuman ringan.
(A024)

Pewarta: AA Ariwibowo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011