Palu (ANTARA News) - Seorang gadis berusia 20 tahun sejak Kamis malam terpaksa harus mendekam di tahanan Mapolres Tolitoli, Sulawesi Tengah, setelah ketahuan beberapa kali melakukan teror bom terhadap sebuah gereja di daerah tersebut. Wakapolda Sulteng Kombes Pol Soekirno di Palu, Jumat, mengatakan Lily Damayanti menelepon Gereja Toraja di Tolitoli dengan menyebutkan rumah ibadah ini akan diledakkan. Pendeta Gereja Toraja yang menerima telepon gelap Selasa (17/1) tidak menggubris, dan Lily Damayanti kembali mengulang aksi teror telepon keesokan harinya, Rabu (18/1). Perbuatan gadis 20 tahun itu tetap tidak ditanggapi oleh pengurus gereja, sehingga Lily Damayanti kemudian menelepon Mapolres Tolitoli dengan menyebutkan bahwa Gereja Toraja akan diledakkan. Polisi sertamerta melakukan pengcekan dan penyisiran di lokasi gereja yang dimaksud Lily Damayanti, namun tidak menjumpai bom. Polres Tolitoli selanjutnya melakukan mengembangkan penyelidikan bekerjasama dengan PT Telkom setempat guna melacak nomor telepon di peneror bom. Pada Kamis malam, polisi akhirnya berhasil melacak asal telepon gelap itu, yakni dari sebuah rumah di Jalan Anoa yang hanya berjarak puluhan meter dari Mapolres Tolitoli, dan membekuk penghuninya, Lily Damayanti, sebagai tertuduh pelakunya. Akan tetapi, Wakpolda belum dapat memastikan perbuatan Lily Damayanti murni teror atau hanya sekedar iseng. "Tersangka masih menjalani pemeriksaan di Mapolres Tolitoli," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006