Jakarta (ANTARA News) - Tim Filipina seperti yang sudah diperkirakan sebelumnya tidak menemui kesulitan untuk mempertahankan gelar juara basket Asia Tenggara (SEABA) setelah di final mengalahkan tuan rumah Indonesia 89-50 (46-27) di Jakarta, Minggu.

Pada pertandingan yang berlangsung di Britama Arena Sportmall Kelapa Gading itu, Filipina memperlihatkan kelas mereka sebagai tim terbaik Asia Tenggara dengan permainan cepat dan konsisten.

Sekitar 1500 penonton di stadion berkapasitas 5000 itu menjadi saksi keperkasaan Filipina yang membuat pemain Indonesia kebingungan untuk menghadapi permainan mereka yang sulit dibendung dari segala sisi.

Dimotori Japeth Paul Aguilar dan Marcus Eugene Douthit, dua "menara kembar" dengan tinggi diatas dua meter, Filipina langsung melaju 16-4 pada lima menit pertama dan menutup kuarter pertama dengan skor telak 31-10.

Permainan tim tuan rumah Indonesia yang diasuh pelatih kepala Rastafari Horongbala itu mulai membaik pada kuarter kedua dengan mencetak delapan angka pada lima menit pertama dan berhasil mempertipis ketinggalan dengan skor 27-46 pada akhir kuarter kedua.

Namun Filipina yang dilatih Rajko Toroman, mantan pelatih Iran dan memiliki gaya permainan Eropa, tidak memberi peluang bagi Indonesia untuk mengembangkan permainan.

Bahkan selama tujuh menit pertama kuarter ketiga, Indonesia tidak satu pun mampu menambahkan angka sehingga kembali tertinggal jauh dengan skor 35-67.

Ketika pertandingan tersisa dua menit, Indonesia sudah tertinggal dengan selisih lebih dari 40 angka saat kedudukan

43-85 dan hanya keajaiban yang bisa membuat tuan rumah bisa mengejar ketinggalan.

Filipina yang saat ini berada di peringkat 12 Asia, tidak terbendung untuk mengakhiri pertandingan dengan kemenangan telak 89-50.

Bagi Indonesia, selisih skor tersebut hanya berselisih satu angka lebih baik dibanding saat dikalahkan Filipina dengan selisih 40 angka, yaitu 94-54 di babak penyisihan.

Andy Mark Barroca, pemain yang meski hanya memiliki tinggi 178cm dan salah satu pemain terpendek dalam tim Filipina, tampil sebagai topskor dengan menyumbang 17 angka, disusul Marcus Eugene Douthit, pemain keturunan AS dengan 16 angka dan tujuh rebound.

Angka tertinggi untuk tim Indonesia yang dipersiapkan ke SEA Games 2011 itu diraih Ronny Gunawan dengan 14 angka dan enam rebound, disusul Faisal Achmad (13) dan Xeverius Prawiro (11).

Dengan kekalahan tersebut, Indonesia kembali gagal untuk mengulangi sukses ketika tampil sebagai juara Asia Tenggara pada 1996 di Surabaya setelah mengalahkan Filipina di final.

Usai pertandingan, asisten pelatih Fictor Roring mengakui bahwa kemampuan tim Filipina jauh diatas tim tuan rumah Indonesia sehingga ia dari awal tidak menargetkan yang muluk-muluk menghadapi langganan juara SEA Games itu.

"Jujur kita akui bahwa kemampuan Filipina jauh diatas kita. Inilah bedanya kondisi tim yang sudah berlatih dan terbentuk sejak empat tahun lalu dibanding tim Indonesia yang baru berlatih tiga bulan terakhir," kata Fictor, yang ikut mengantar Indonesia tampil sebagai juara pada 1996 saat masih menjadi pemain.

Fictor juga mengakui bahwa banyak yang bisa dipetik dari pertandingan menghadapi tim tangguh seperti Filipina, terutama bagaimana seharusnya mempersiapkan diri menghadapi sebuah turnamen penting.

"Bedanya waktu Indonesia juara di Surabaya pada 1996 yang ketika itu saya main, tim Filipina bukanlah tim nasional lapis pertama, tapi lapis kedua," kata Ito, panggilan Fictor.

Sementara itu pelatih Filipina Rajko Toroman, mengakui bahwa mereka menghadapi perlawanan cukup keras dari pemain Indonesia, terutama pada kuarter kedua, tapi beruntung mereka bisa mengatasi kondisi tersebut dengan menampilkan permainan cepat dan pertahanan yang ketat.

"Kami datang kesini untuk menjaga standar permainan kami setelah selama ini berkeliling ke berbagai negara untuk mengikuti berbagai turnamen," kata Rajko yang didampingi Marcus Eugene.

Tapi Toroman menilai bahwa pemain Indonesia tampaknya tampil tidak lepas karena mungkin mereka mendapat beban berat karena harus memikul harapan penggemar mereka untuk tampil lebih baik di partai final.

Tiga tim terbaik dari kejuaraan yang hanya diikuti empat negara itu, berhak untuk tampil di Kejuaraan Asia di Wuhan, China pada September mendatang, yaitu Filipina dan Indonesia sebagai finalis, serta Malaysia sebagai peringkat ketiga.(*)
(A032)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011