"Sekitar 12 orang yang `gentayangan` di luar negeri baik yang sudah dijatuhi hukuman atau yang perkaranya belum selesai, saya imbau pulang," kata Presiden.
Sanur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berharap dua lagi dari 12 koruptor yang berada di luar negeri bisa kembali ke Indonesia setelah sebelumnya kepolisian berhasil membawa pulang terpidana kasus BLBI senilai Rp1,29 triliun, mantan Dirut Bank Umum Servitia David Nusa Wijaya. "Satu sudah pulang, dan saya dengar ada dua lagi. Mudah-mudahan bisa pulang," kata Presiden saat menutup Rapat Kerja Pemantapan Penyelengaraan Pemerintahan tahun 2006 di Sanur, Bali, Rabu. Presiden pada kesempatan itu mengimbau 12 koruptor yang masih berada di luar negeri untuk segera kembali ke Indonesia. "Sekitar 12 orang yang `gentayangan` di luar negeri, baik yang sudah dijatuhi hukuman atau yang perkaranya belum selesai, saya imbau pulang," kata Presiden. Namun demikian Presiden menambahkan agar aparat di dalam negeri jangan melakukan kolusi atau memeras koruptor yang pulang ke Indonesia karena jika hal itu dilakukan, para koruptor tersebut bisa kembali kabur. Presiden mengatakan, jika mereka --koruptor yang kabur ke luar negeri-- kembali ke Indonesia maka mereka diminta untuk memenuhi hukumannya serta mengembalikan uang yang telah dikorupsi. Pada acara yang dihadiri oleh pejabat eksekutif dan legislatif tersebut Presiden menegaskan bahwa saat ini pemerintah sedang membangun tata pemerintahan yang baik. Dalam memberantas korupsi, kata Presiden, dirinya pernah memberikan koreksi karena dalam penegakan hukum ada yang agak "over acting" dan juga tumpang tindih. Presiden juga mengharapkan agar proses investigasi, penyidikan, dan pemeriksaan tidak menghentikan atau menganggu kerja organisasi maupun BUMN serta pemerintahan. Sementara itu kepada pejabat, Presiden meminta agar mereka memberikan keterangan jika diminta keterangan oleh aparat. Presiden mengatakan pada pertemuan kerjasama ekonomi Asia Pasifik APEC 2005 di Korea Selatan, ia mulai bisa berbicara mengenai korupsi karena ada sedikit kemajuan dalam pemberantasan korupsi di Indonseia. Sebelumnya pada pertemuan ekonomi 2004 di Chili, Presiden hanya terdiam saat negara-negara lain membicarakan korupsi, karena saat itu Indonesia dikenal sebagai negara terkorup. Kendati begitu, pada kesempatan tersebut Presiden juga meminta agar tidak ada fitnah terhadap pejabat. "Sedih jika pejabat difitnah, tapi tidak ada bukti. Sebagai contoh, anak saya yang difitnah menerima mobil jaguar," katanya. Ia mengatakan, anaknya seorang tentara berpangkat letnan satu masih muda dan idealis. "Saat ada berita ia menerima jaguar, anak saya `down`. Apalagi teman-temannya menanyakan kebenaran berita tersebut," katanya. Presiden meminta agar setiap orang berbicara hati-hati karena dapat memberikan dampak yang besar. Presiden mengatakan bahwa dirinya setiap hari juga sering menerima kecaman didoakan masuk neraka atau ada juga yang mendukung, dan pernyataan itu di antaranya ada yang diterima melalui melalui pesan singkat atau sms.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006