Seoul (ANTARA News) - Bank sentral Korea Selatan Kamis tetap mempertahankan tingkat bunga utamanya meski tekanan inflasi kuat, mengatakan masalah peningkatan utang zona euro dapat mengancam perekonomian.

Bank of Korea, dalam sebuah keputusan bulat dan yang secara luas diharapkan, membekukan kebijakan bunganya selama bulan Juli pada tingkat 3,25 persen setelah kenaikan 25 basis poin pada bulan Juni guna mengekang kenaikan harga, lapor AFP.

Bank mengatakan, dalam sebuah pernyataan, harapannya bahwa harga konsumen akan tetap "pada tren menguat ke atas" dikarenakan harga makanan segar lebih tinggi dan adanya tekanan pada sisi permintaan.

"Juga kemungkinan ada tren kenaikan inflasi berkelanjutan untuk sementara," katanya. Inflasi inti tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak.

BoK mengatakan negara terbesar keempat di Asia secara ekonomi itu nampaknya berada di jalur yang benar menuju pertumbuhan yang solid dalam bulan-bulan mendatang berkat sebagian terbesar ekspor yang kuat.

Namun bank tersebut menyebut risiko penurunan besar, termasuk meningkatnya masalah utang pemerintah dalam mata uang zona euro dan perlambatan pemulihan di negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

"Krisis utang zona euro akan berdampak terbatas terhadap perekonomian Korea, namun jika masalah-masalah tersebut menjadi serius, pasti berdampak besar bagi Korea secara tak langsung karena sebagian besar modal asing datang dari Eropa," kata gubernur bank sentral Kim Choong-Soo.

Pertumbuhan utang rumah tangga Korea Selatan menjadi faktor lainnya terkait pembekuan tingkat suku bunga, katanya dalam sebuah konferensi pers. Utang rumah tangga telah melampaui 800 triliun won (748,8 miliar dolar).

Namun tekanan inflasi tetap tidak hilang, dengan indeks harga konsumen naik 4,4 persen pada bulan Juni dibandingkan setahun sebelumnya. Kenaikan tersebut merupakan yang keenam bulan berturut-turut di atas target maksimal pemerintah pada 4 persen untuk tahun ini.

Ekonom Barclays Capital Wai Ho Leong mengatakan kepada Dow Jones Newswires kenaikan suku bunga berikutnya dapat terjadi paling cepat Agustus.

Leong menyingkap dua kenaikan lagi tahun ini yang mengantar suku bunga menjadi 3,75 persen sebelum Desember karena bank sentral mencoba mengekang inflasi.

Demikian pula Capital Economics memperkirakan kenaikan di bulan Agustus atau September dan tingkat suku bunga 3,75 persen sebelum akhir tahun. Tetapi pihaknya mengatakan siklus pengetatan tersebut akan berakhir awal tahun depan jika harga minyak dan komoditas lain terus turun.

Menteri Keuangan baru Bahk Jae-Wan berjanji bulan ini untuk mencoba lebih keras melawan inflasi, seraya mengakui bahwa banyak orang Korea tidak merasa lebih baik meskipun pertumbuhan ekonomi kuat. (ANT/K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011