Seoul (ANTARA News) - Ekonomi Korea Selatan (Korsel) tumbuh tercepat dalam dua tahun pada kuartal pertama tahun ini karena ekspor bangkit kembali meski menghadapi persaingan yen yang lemah, demikian bank sentral Korea mengatakan, Kamis.

Ekonomi terbesar ke empat Asia itu mencatat peningkatan 0,9 persen pada periode Januari-Maret, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3 persen pada kuartal ke empat 2012.

Itu adalah ekspansi kuartalan terkuat sejak kuartal pertama 2011, ketika ekonomi tumbuh 1,3 persen dan kemungkinan meredupnya harapan dari suku bunga bank sentral akhir tahun ini.

Bank of Korea (BoK) menggulirkan dua kali penurunan suku bunga tahun lalu - yakni pada Juli dan Oktober--yang menjadikan tingkat suku bunga dasar menjadi 2,75 persen. Sejak itu BoK mempertahankan kebijakan suku bunga tidak berubah.

Karena terpukul oleh permintaan ekspor dari Eropa dan Amerika Serikat yang menurun, perekonomian Korea Selatan hanya tumbuh 2 persen pada 2012--ini adalah kecepatan yang paling lambat selama tiga tahun.

Awal bulan ini, bank sentral merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini turun menjadi 2,6 persen, hanya tiga bulan setelah memangkas pertumbuhan dari 3,2 persen menjadi 2,8 persen.

Ekspor menyumbang lebih dari setengah produk domestik bruto (PDB) Korea Selatan, dan pesanan luar negeri telah tertekan oleh melemahnya yen, yang menumpulkan daya saing eksportir utama seperti Hyundai dan Samsung.

Namun data Kamis menunjukkan ekspor naik 3,2 persen dari kuartal ke empat 2012, kebalikan dari sebelumnya penurunan 1,1 persen.

Pekan lalu, pemerintah mengusulkan 17,3 triliun won (15,4 miliar dolar) anggaran tambahan untuk membantu meningkatkan perekonomian, termasuk menambah anggaran pertahanan pada saat terjadi ketegangan dengan Korea Utara.

Paket stimulus fiskal pertama untuk empat tahun, yang harus disetujui oleh parlemen, akan mencakup penurunan 12 triliun won dalam pendapatan dan menyediakan belanja baru 5,3 triliun won.
(S004)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013