Jakarta (ANTARA) - Penampilan terdahulu dua tim raksasa Afrika utara ini masih di bawah ekspektasi para pendukungnya jika melihat komposisi pemain yang mereka miliki, terutama Mesir, kecuali pada pertandingan terakhir mereka dalam babak 16 besar.

Maroko belum menunjukkan performa cemerlang seperti yang dilakukan Kamerun dan Nigeria pada penyisihan grup, namun pelan-pelan mereka sudah kembali diperhitungkan sebagai tim calon juara Piala Afrika edisi tertunda satu tahun akibat pandemi ini.

Tendangan bebas menggeledek dari bek Achraf Hakimi membawa mereka unggul pada babak kedua pertandingan 16 besar melawan Malawi adalah petunjuk besar bahwa Maroko bisa menyajikan permainan sepak bola yang amat mengesankan.

Kemenangan meyakinkan itu dipetik setelah mereka memuncaki Grup C, setelah menaklukkan tim kejutan Kepulauan Comoros dan kemudian favorit juara lainnya, Ghana, setelah ditahan imbang oleh Gabon dalam pertandingan fase grup terakhir.

Pun demikian dengan Mesir yang tujuh kali menjuarai Piala Afrika dan bersama Nigeria menjadi negara yang paling sering masuk final turnamen kontinental di benua hitam ini. Mesir bisa dibilang lebih bertabur bintang dibandingkan dengan Maroko, terutama oleh hadirnya superstar Liverpool Mohamed Salah.

Sulit dibantah bahwa Mesir sangat menikmati status bintang Mo Salah yang merupakan salah satu pemain terbaik dalam generasinya.

Masalahnya, Mo Salah tidak memiliki unit selengkap seperti di Liverpool yang bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya karena sehebat apa pun pemain bola tetap membutuhkan sumbangan dari pemain-pemain hebat lainnya dalam timnya.

Faktor ini pula yang membuat Mesir terlihat agak tertatih-tertatih sekalipun menang dua kali pada fase grup dan memperoleh tiket perempat final setelah harus melewati adu penalti melawan tim tangguh Pantai Gading.

Total, di luar adu penalti melawan Pantai Gading itu, Mesir baru bisa mencetak dua gol dalam empat penampilannya dalam turnamen ini. Namun kemenangan Tim Firaun atas Pantai Gading yang memainkan sepak bola paling menarik di Kamerun, menunjukkan Mesir bisa melakukan apa saja dan membalikkan semua ramalan. 

Baca juga: Burkina Faso singkirkan Tunisia menuju semifinal Piala Afrika 

Perjalanan kedua tim dan head to head

Kedua tim akan memperebutkan satu tiket semifinal dalam pertandingan di Stade Ahmadou Ahidjo, Kamerun, Minggu malam nanti.

Akankah Mohamed Salah kembali menjadi penentu Mesir ke babak selanjutnya setelah tendangan penaltinya memastikan Mesir ke perempat final dalam adu penalti melawan Pantai Gading? Atau malah Maroko yang juga memiliki energi bangkit seperti ketika Achraf Hakimi memastikan kemenangan timnya atas Malawi dalam laga 16 besar lalu?

Maroko sampai kini belum pernah kalah dalam Piala Afrika 2021 setelah menang 1-0 melawan Ghana pada pertandingan pertamanya dalam fase grup, yang disusul kemenangan lebih meyakinkan 2-0 atas Kepulauan Comoros dalam pertandingan kedua.

Sempat ditahan seri 2-2 oleh Gabon dalam pertandingan fase grup terakhir, Maroko menggenggam tiket perempat final Afcon 2021 setelah menghentikan Malawi 2-1 dalam laga 16 besar.

Perjalanan lebih berliku dialami Mesir yang tumbang 0-1 di tangan Nigeria dalam pertandingan pertama fase grupnya. Tapi kemudian bangkit pada laga kedua fase grup dengan mengalahkan Guinea-Bissau 1-0, yang disusul kemenangan dalam skor serupa, kalah menghadapi Sudan.

Mesir kemudian juga merampas tiket perempat final dalam pertandingan yang lebih susah payah ketimbang saat Maroko mendapatkan tiket serupa. Mesir harus melalui adu penalti melawan Pantai Gading dalam 16 besar setelah selama 120 menit seri 0-0.

Untuk itu, agak sulit menaksir siapa yang bakal memenangkan pertarungan dua Afrika utara ini, sekalipun Mesir bisa dibilang penghuni tetap level teratas Piala Afrika. Tetapi ternyata dalam urusan pertemuan dengan Maroko, Mesir lebih medioker.

Ini merupakan pertemuan ke-30 di antara kedua tim. Maroko lebih superior atas lawannya yang sesama negara Arab ini.

Singa Atlas sudah 14 kali memenangkan pertemuan di antara mereka, sebaliknya Mesir hanya pernah tiga kali menang, dan 12 pertemuan sisanya berakhir seri. Terakhir kali mereka bertemu adalah pada Piala Afrika 2018 ketika Maroko menang dengan agregat 4-2.

Dalam hal statistik lima pertandingan terakhir kedua tim, Maroko juga sedikit di atas Mesir. Maroko tak pernah kalah, sebaliknya Mesir pernah sekali kalah. Namun, keduanya menang empat kali dalam lima pertandingan terakhir mereka.

Namun demikian, tak bisa dipungkiri Mesir adalah salah satu tim paling kompak dalam turnamen ini dan sekaligus memiliki sistem pertahanan yang tangguh, yang bisa menangkal tim eksplosif seperti Maroko sekalipun.

Bagaikan mesin yang terlambat panas, Mesir semakin membaik dalam turnamen ini, namun sejauh ini Maroko juga tetap menyandang predikat salah satu tim terbaik selain lebih konsisten.

Baca juga: Karl Toko Ekambi antar Kamerun melenggang ke semifinal Piala Afrika 

Kabar tim dan prediksi susunan pemain

Mesir menjadi tim yang paling disiplin sepanjang turnamen yang dituanrumahi oleh Kamerun ini sampai tidak dikhawatirkan oleh penyakit cedera yang kerap menghantui tim-tim lain dalam Piala Afrika 2021.

Namun demikian, penjaga gawang Mohamed El-Shennawy dan gelandang Hamdi Fathi kemungkinan tidak akan cepat-cepat diturunkan sejak menit pertama setelah keduanya mengalami cedera saat melawan Pantai Gading dalam laga 16 besar lalu.

Pun demikian dengan Maroko. Si Singa Atlas juga tak dipusingkan oleh momok cedera pada pemainnya. Tapi bukan sama sekali bebas cedera karena Ilias Chair tengah berjuang untuk sembuh dari cedera yang dialaminya saat melawan Gabon.

Mesir (4-3-3): Mohamed Abou Gabal; Ayman Ashraf, Ahmed Hegazy, Mohamed Abdelmonem, Omar Kamal; Mohamed Elneny, Amr Al-Sulaya, Abdallah El-Said; Mohamed Salah, Omar Marmoush, Mostafa Mohamed

Maroko (4-1-4-1): Yassine Bounou; Achraf Hakimi, Romain Saiss, Nayef Aguerd, Adam Masina; Sofyan Amrabat; Tarik Tissoudali, Selim Amallah, Imran Louza, Sofiane Boufal; Ayoub El Kaabi 

Baca juga: Burkina Faso incar final Piala Afrika untuk gembirakan rakyat 
 

Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2022