Jakarta (ANTARA News) - Penggiat teater Putu Wijaya dan pelukis Hardi akan hadir menyemarakkan Taman Ismail Marzuki pada Juli untuk menuntaskan dahaga warga ibukota yang merindukan seni teater dan lukisan yang berkualitas.

Keterangan pers dari pengelola Taman Ismail Marzuku yang diterima ANTARA di Jakarta, Jumat, menjelaskan Putu Wijaya akan mementaskan lakon "Aduh", sebuah naskah lawas yang ditulis pada 1973 dan memenangi sayembara naskah yang diselenggarakan oleh Dewan Kesenian Jakarta saat itu.

Lakon yang menceritakan seorang pesakitan yang tidak diketahui identitasnya muncul dan bergabung dengan penduduk perkampungan antah barantah.

Namun si pesakitan tidak langsung mendapat pertolongan malah jadi bulan-bulanan dipentaskan oleh Teater Mandiri dan disutradarai oleh Putu Wijaya akan tampil pada 15 dan 16 Juli 2011, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Aduh adalah lakon pertama yang dimainkan Teater Mandiri di TIM pada tahun 1974. Naskah ini merupakan pemenang pertama sayembara penulisan naskah drama Dewan Kesenian Jakarta, tahun 1973.

Sejumlah grup teater pemenang Festival Teater Jakarta, termasuk grup Teater Lisendra Buana pernah mementaskan lakon ini pada tahun 1976 di berbagai kota di Jawa Tengah dan kota-kota lainnya diluar Jawa.

Keapikan cerita yang mempersoalkan kehidupan kaum marginal menjadi tema yang menarik untuk disimak. Putu berhasil menggugah dan membenturkan peristiwa yang mengungkap antara duka dan tawa palsu dialam kehidupan nyata dewasa ini.

Naskah drama ini digelar untuk menyambut usia ke-40 tahun Teater Mandiri yang didirikan setelah beberapa saat Putu Wijaya undur diri dari Bengkel Teater Yogya pimpinan WS Rendra (alm) dan mendirikan Teater Mandiri di Jakarta tahun 1971.

Sejumlah pemain lama seperti Yanto Kribo, Budiman Jiung, Alung, Wendy, Ucok, dan beberapa pemain baru, termasuk bintang tamu Happy Salma dll, mendukung pementasan lakon Aduh .

Sementara itu, pelukis yang kental dengan kritik sosial dalam setiap karyanya, Hardi, juga akan memamerkan lukisannya pada publik Jakarta.

Pelukis kelahiran Blitar, Jatim, termasuk salah satu seniman yang mencetuskan `Seni Rupa Baru?. Hingga kini memiliki jejak lanjut dalam sejarah Senirupa Indonesia Modern Kontemporer di TIM yang dijelajahi sejak 1980. Khususnya sejak dirinya berusia muda ketika baru hengkang dari Kampus SESRI / ASRI Yogyakarta. Kemudian hijrah ke Jakarta sebagai ruang terbuka bagi seniman yang datang dari daerah manapun.

Menurut Hardi, pameran seni rupa kali ini merupakan Pameran Tunggal ke 20, akan diinstal karya-karya menurut temanya. Meliputi inspirasi sosial, serta keindahan murni Seni & Politik adalah suatu kredo sejak dirinya masuk dalam kancah dunia seni rupa lebih dari 35 tahun yang lalu secara konsisten. Serta akan diluncurkan buku pemikiran Hardi dalam judul Seni, Uang Rakyat. Dan buku Hardi 60 tahun Seni dan Politik yang diterbitkan oleh Fadli Zon Librari.

Selain penampilan dua seniman tersebut, TIM juga menampilkan drama pentas berlabel "Shan Liang", akan digelar oleh grup Teater Getapri, pimpinan/sutradara Siti Artati. Lakon ini merupakan adaptasi legenda menarik dari negeri China.

Sederet pendukung drama ini antara lain artis film Ayu Azhari, Ratna Listy, Anna Tarigan, Jodhy Super Bejo, Oim Ibrahim, Vera Melinda, dll. Penyusun naskah Agus Smok, Koreografer Dewi Hafianti, Tata Rias Abul Sajalah, Artistik Agus Smok.

Pentas ini akan digelar di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, tanggal 22 dan 23 Juli 2011.(*)
(.P008/A025)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011