Baturaja (ANTARA) - Lembaga lingkungan hidup Jejak Bumi Indonesia (JBI) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan, menampilkan produk kopi terbaik di Festival Pesona Kopi Agroforestri yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia di Jakarta, Ahad (30/1).

Pendiri Jejak Bumi Ogan Komering Ulu (OKU), Hendra Setyawan di Baturaja, Senin, mengatakan, dalam Festival Pesona yang mengangkat tema “Petani, Kopi dan Konservasi” itu menampilkan keberhasilan program perhutanan sosial yang telah berjalan selama enam tahun terakhir.

Agenda yang diprakarsai Kementerian KLHK bersama Media Indonesia ini dapat mendorong usaha perhutanan sosial ke hilir, dalam ruang penjual temu pembeli (seller meet buyer).

Ini juga wujud dari penerapan konsep pentahelix atau multipihak untuk bersinergi serta berkomitmen dalam mendukung program perhutanan sosial di Indonesia, termasuk di Kabupaten OKU, Sumsel.

Baca juga: Tak cuma sajikan kopi, kafe Thailand ini beri saran soal kripto

Baca juga: Empat daerah jadi pilot projek ekosistem makmur untuk kopi


"Dalam festival ini ada berbagai rangkaian kegiatan yang dapat diikuti masyarakat baik daring maupun luring. Alhamdulillah, kami dari JBI dapat langsung hadir disana," kata Hendra.

JBI juga turut berpartisipasi dengan menampilkan produknya dari hasil pendampingan rehabilitasi hutan dan lahan seluas 10.400 Ha di Provinsi Sumsel.

Adapun produk dari program Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDAS-HL) Musi yang ditampilkan JBI yaitu Kopi Premium Petik Merah, Kopi Petik Merah Mix Kopi Lanang, Kopi Duren, Kopi Pinang dan Kopi Jahe.

Dalam festival itu kopi yang ditampilkan oleh JBI mendapat penilaian terbaik dengan varian terbanyak dan sangat diminati peserta pameran Pesona Kopi Agroforestry.

Dalam festival tersebut, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya mengatakan, Indonesia menjadi salah satu produsen kopi terbesar di dunia, dan menjadi satu-satunya negara yang menerapkan kopi agroforestry.

Melalui agroforestry, kelestarian hutan terjaga dan kesejahteraan masyarakat akan meningkat karena dapat memanfaatkan ruang kosong di antara tegakan hutan.

Menurut dia, pemerintah telah menargetkan 12,7 juta Ha akses lahan perhutanan sosial untuk mengurangi kesenjangan dan memberikan keadilan kepada masyarakat sekitar atau di dalam kawasan hutan.

Saat ini 4,9 juta Ha telah dibagikan kepada masyarakat petani dan telah terbentuk 8.154 Kelompok Usaha Perhutanan Sosial (KUPS) dengan melibatkan 1,02 juta Kepala Keluarga yang telah melakukan kegiatan usaha, salah satunya berkebun kopi.

"Semoga dari agenda ini dapat mensosialisasikan dan memperluas jangkauan manfaat dari kegiatan hutan sosial di Indonesia di masa mendatang," ujarnya.*

Baca juga: Ekspor perdana 2022, PT PPI melepas enam kontainer kopi ke Mesir

Baca juga: Erick Thohir: BUMN siap bekerjasama bangun eksosistem untuk kopi

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022