Karawang (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan ia terus memantau aksi demonstrasi buruh dan karyawan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia dan meminta semua pihak terkait untuk tidak menyeret masalah kesejahteraan buruh dan karyawan ke arena politik. "Gubernur, Bupati, Walikota, Menteri, Pimpinan dunia usaha atau asosiasi karyawan dan buruh hiduplah bersama. Pecahkan masalah secara tulus hingga berhasil, jangan digeser menjadi arena politik yang berlebihan," kata presiden di Karawang, Jawa Barat, saat memberikan sambutan dalam peresmian pabrik Yamaha Motor Indonesia, Jumat. Presiden juga meminta Departemen Perindustrian, Departemen Tenaga Kerja serta para pejabat pimpinan daerah agar terus melakukan komunikasi dan konsultasi dengan dunia usaha dan pimpinan perusahaan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan para buruh dan karyawan, sehingga mereka mendapatkan upah yang lebih pantas dan kesehatan yang lebih layak. Ia berpesan agar langkah-langkah bagi peningkatan kesejahteraan dilakukan secara damai, bukan dengan gerakan-gerakan yang justru menimbulkan gangguan keamanan yang pada akhirnya menggangu iklim investasi dan mempersulit kehidupan masyarakt. "Kebijakan tenaga kerja, harus dilaksanakan dengan baik, konsekuen, jernih dan tulus tanpa ada kepentingan-kepentingan apapun bagi mereka yang memang ingin membantu buruh dan karyawan," katanya. Ia meminta semua pihak terkait seperti pemerintah, perusahaan dan asosiasi karyawan dan buruh terus bekerjasama dengan niat baik dalam mencari jalan keluar bagi setiap permasalahan. "Cari titik keseimbangan yang adil, yang baik. Di satu sisi dapat meningkatkan kesejahteraan buruh dan karyawan lain. Di lain pihak perusahaan juga tumbuh," katanya. Khususnya kepada pimpinan perusahaan, Presiden meminta agar betul-betul menjalankan kebijakan buruh dan karyawan sehingga perlakuan yang seharusnya diterima oleh karyawannya betul-betul manusiawi. Yudhoyono mencontohkan perlunya membangun hubungan kekeluargaan seperti makan bersama, juga peningkatan masalah keselamatan tenaga kerja, kebijakan tentang cuti hamil dan berbagai bentuk lain agar para karyawan dapat hidup lebih layak, sehingga mereka dapat bekerja lebih baik. Dengan kehidupan yang layak dan kesejahteraan yang pantas, ujar Presiden, karyawan dan buruh diharapkan dapat makin produktif, berdisiplin dan meningkatkan kinerjanya. "Sebab kalau perusahaan kinerjanya tidak baik, tidak tumbuh, tidak produktif akan merugi. Salah-salah bisa gulung tikar. Kalau gulung tikar dan tutup akan terjadi PHK, pengangguran baru yang sama-sama tidak kita kehendaki," katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006