Tercapainya porsi kredit UMKM sebelum batas waktu 2024 ini tak lepas juga dari baiknya daya serap kredit dari pelaku usahanya sendiri.
Palembang (ANTARA) - Porsi penyaluran kredit untuk usaha mikro, kecil,  dan menengah (UMKM) dari perbankan di Sumatera Selatan sudah mencapai 34,14 persen atau melampaui target nasional 30 persen pada 2024.

Kepala Otoritas Jasa Keuangan Regional VII Sumatera Bagian Selatan Untung Nugroho di Palembang, Minggu, mengatakan, pencapaian positif ini tak lepas dari membaiknya sektor riil dalam beberapa tahun terakhir yang juga ditopang dengan strategi jitu perbankan dalam penyaluran kredit UMKM.

“Tercapainya porsi kredit UMKM sebelum batas waktu 2024 ini tak lepas juga dari baiknya daya serap kredit dari pelaku usahanya sendiri,” kata dia.

Baca juga: OJK kembangkan DigiKu dorong rasio kredit UMKM 30 persen di 2024

Selain itu, walau di tengah pandemi,  perbankan juga tetap gencar menyalurkan kredit, salah satunya dengan menciptakan kluster bisnis fesyen, pertanian, perdagangan, dan lainnya.

Melalui kluster ini maka akan tercipta ekosistem UMKM karena di dalamnya bukan hanya ada pelaku usaha tapi juga terdapat offtaker (pembeli) pembinaan dan pengawasan dari instansi pemerintah, seperti yang dilakukan Bank Sumsel Babel.

Sebenarnya, capaian positif penyaluran kredit UMKM ini sudah terjadi secara bertahap sejak empat tahun lalu. Jika diamati, pada 2018 diketahui kontribusi kredit UMKM sebesar 31,9 persen atau senilai Rp26,4 triliun, dan pada 2019 sudah mencapai 32,3 persen atau senilai Rp27,7 triliun.

Sementara itu per November 2020 sudah mencapai 31,5 persen atau senilai Rp27,1 triliun terhadap total kredit di Sumsel Rp86,1 triliun.

Pada 2021, porsi kredit UMKM mencapai 34,14 persen dari total penyaluran kredit Rp91 triliun.

Baca juga: OJK catat kredit melawan rentenir telah disalurkan Rp1,3 triliun

Menurut Untung, capaian positif ini tak lepas dari membaiknya performa perbankan di Sumsel. Dana Pihak Ketiga mencapai Rp100 triliun atau tumbuh 9,3 persen dengan rasio Non Performing Loan (NPL) terjaga di kisaran 1,39 persen.

Sumsel juga mampu merealisasikan penyaluran KUR hingga 4,4 triliun pada 2021 sehingga pada 2022 mendapatkan alokasi tambahan dari pemerintah menjadi Rp8 triliun.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin meminta diberikan alokasi dana senilai Rp2 triliun untuk KUR guna merespons tingginya minat masyarakat untuk mendapatkan pinjaman modal dengan bunga rendah, khususnya bagi pelaku UMKM.

“Kami optimistis jika diberikan alokasi Rp2 triliun akan terserap karena pada tahun lalu dapat naik hingga 100 persen dari semua diberikan Rp500 miliar menjadi hampir Rp1 triliun,” kata Syamsudin.


 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022