Baturaja (ANTARA) - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan menjamin persediaan pupuk bersubsidi maupun non subsidi mencukupi kebutuhan petani di wilayah itu hingga musim tanam tahun 2022, meski harganya naik menggugurkan harga eceran tertinggi atau HET.

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Agus Paharyono di Baturaja, Senin menerangkan, secara keseluruhan kebutuhan pupuk di daerahnya per tahun mencapai 9.398 ton untuk jenis urea, 2.664 ton SP-36, kemudian 429 ton ZA, NPK 4.205 ton dan organik 3.063 ton.

"Kebutuhan pupuk ini untuk areal tanam seluas 83.565,33 hektare," katanya.

Baca juga: Kemarin, HET pupuk naik hingga plafon KUR 2021

Menurut dia, jumlah kebutuhan tersebut tercukupi dengan kuota pengiriman yang diterima pihaknya pada tahun ini yaitu untuk pupuk jenis urea sebanyak 15.947 ton, pupuk jenis SP-36 7.077 ton, ZA 1.605 ton, NPK 15.443 ton dan pupuk organik 3.400 ton per tahun.

"Jadi dapat dipastikan persediaan pupuk mencukupi kebutuhan petani untuk musim tanam padi dan jagung hingga akhir tahun nanti," katanya.

Baca juga: Kementan sebut kenaikan HET pupuk akibat penurunan anggaran 2021

Apalagi, kata dia, berdasarkan hasil pantauan di sejumlah kios distributor pupuk di beberapa kecamatan di OKU persediaan pupuk untuk semua jenis masih cukup banyak tersedia guna mencukupi kebutuhan petani di wilayah setempat.

"Jadi petani tidak perlu khawatir untuk mendapat pupuk bersubsidi karena stoknya banyak. Kalaupun kurang kami akan mengajukan tambahan ke provinsi," katanya.

Baca juga: Legislator sebut naiknya HET pupuk tingkatkan biaya produksi petani

Terkait kenaikan harga pupuk bersubsidi melebihi harga eceran tertinggi (HET) yang sempat dikeluhkan petani, Agus mengaku harga naik masih dalam batas kewajaran.

"Kalau naiknya kisaran Rp20.000 sampai Rp25.000 per sak itu masih wajar," ujarnya.

Baca juga: HET naik, pemerintah perlu jamin ketersediaan pupuk bersubsidi

Khususnya kenaikan harga terjadi di wilayah yang jauh dari jangkauan masyarakat dinilai masih wajar karena kios pengecer terbebani biaya pengiriman yang terpaut mahal.

"Kami tidak bisa memaksa kios pengecer menjual pupuk sesuai HET untuk daerah tertentu karena biaya pengiriman tinggi. Intinya gugurnya harga HET karena biaya antar ke tempat konsumen mahal," ujarnya.

Baca juga: HET subsidi naik, Pupuk Indonesia siap penuhi ketersediaan pupuk

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2022