Mamuju (ANTARA News) - Ketua Umum DPP Partai Golongan Karya, Aburizal Bakrie, mengakui, konsep pembangunan yang dilakukan Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh, banyak memiliki kesamaan konsep pembangunan yang dilakukan mantar Presiden RI ke-2, Soeharto.

Provinsi Sulawesi Barat yang baru berusia belia mampu melaksanakan percepatan pembangunan diberbagai lini. Ini tak ada bedanya dengan capaian pembangunan yang dilakukan mantan Presiden Soeharto yang menyusun konsep pembangunan mulai dari titik nol hingga mengalami berbagai kemajuan.

Pak Harto membuat konsep pembangunan melalui rencana pembangunan lima tahun (Repelita) untuk memajukan bangsa ini di mata bangsa lain," kata Aburizal Bakrie yang akrab disapa Bung Ical saat berada di Mamuju, Selasa.

Menurut Ical, Pak Harto yang disebut sebagai bapak pembangunan ketika berkuasa pada zaman Orde Baru terbilang sukses sehingga kala ini berbagai prestasi disandangnya untuk mempercepat pembangunan di negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) dari Sabang hingga Marauke.

"Jujur saja, apa yang dilakukan Anwar Adnan Saleh atau AAS yang memulai pembangunan dari titik nol mengingatkan saya kepada mendiam almarhum Pak Harto. Bukan karena AAS merupakan kader Partai Golkar, namun pujian ini pantas saya ucapkan karena mampu melakukan lompatan pembangunan diberbagai lini," terangnya.

Ia mengatakan, dirinya sangat terkejut melihat capaian pembangunan yang berhasil dilaksanakan oleh AAS melalui konsep pembangunan melalui empat strong point dengan mengedepankan pembangunan infrastruktur, revitalisasi pertanian, penanggulangan kemiskinan dan peningkatan aksebilitas pendidikan dan kesehatan.

Hasilnya kata dia, berbagai kemajuan telah berhasil dicapai dalam kurun waktu empat setengah tahun dengan berhasil menyempurnahkan pembangunan jalan nasional mulai dari daerah Paku, Kabupaten Polman hingga ke daerah ujung utara Suremana Kabupaten Mamuju Utara.

Selain itu, kata dia, capaian pembangunan yang paling menonjol adalah percepatan pembangunan bandara Udara Tapapadang, Pelabuhan laut Belang-Belang dan ini tentu merupakan salah satu penunjang membaiknya perekonomian di Sulbar.

"Perekonomian di sulbar semakin membaik dan bahkan tahun 2010 telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekitar 15,1 persen. Ini capaian pertumbuhan yang signifikan karena salah satu pertumbuhan ekonomi tertinggi di Asia dan bahkan dunia sekalipun," terangnya.

Masalah kemiskinan kata Aburizal juga mengalami perbaikan yang tahun 2010 hanya tersisa 13,58 persen dan bukan tidak mungkin tahun ini kembali melorot angka kemiskinan di Sulbar.

"Pertumbuhan ekonomi di Sulbar sangat pantastis, apalagi dibarengi turunnya angka kemiskinan. Makanya, masyarakat Sulbar sangat keterlaluian jika tak mendukung AAS,"ungkapnya.

Aburizal menambahkan, partai Golkar menjagokan AAS karena terbukti berhasil melaksanakan amanah rakyat untuk membawa daerah ini menjadi lebih baik dan bukan tidak mungkin daerah yang kaya akan minyak itu bisa menjadi provinsi terdepan di kawasan timur Indonesia. (ACO/F003/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011